Jumat, 13 Juli 2012

Awal dan akhir pengkaderang

saya akan bercerita awal dan akhir pengkaderang pada hari selasa kami mengikuti pembukaan  di campus universitas muhammadiyah makassar bertempat di auditorium Al Amin kita di sana menerimah materi selesai di sana kami pun menunggu mobil yang akan mengankut kami ketempat tujuan yaitu Benteng somba opu kami berangkat jam 5.30 kami sampai 7.30 kami pun melanjitkan ke tempat yang paling di muliakan oleh Allah SWT kami menhadap 4 rakaat selesai sampai di sana kami berbaris dan di bagikan makanan, makanannya nasi kuning dan ayam selesai makan kami pun di pandu untuk berbaris dengan seperti orang yg mau shalat berbaris rapi selesai itu pembukaan di mulai pemateri pun tiba di dalam ruangan kami pun di bagikan semacan kado yang harus di hapal kami pun menerimahnya selesai itu pemateri memaparkan materinya sampai jam 10.00 selesai itu masuk lagi pemateri yang lain sampai jam 12.00 sampai itu kami di suruh untuk menhadap ke pada pembimbing masing" untuk mengisi biodata sampai selesai kami punmelanjutkan ke ruangan sudah menunjukkan  jam 2.00 kami pun segera ke ruangan untuk tidur sampai jam 3 kami di bangunkan untuk shalat tahajjut berjamaah selesai itu kami shalat subuh selesai shalat subuh kami menerimah materi lagi  sampai jam 11.40 kami pun melanjutkan shalat duhur selesai kami makan selesai makan tdk ada kata istirahat kami pun langsung menerimah materi sampai ashar selesai shalat Ashar kami pun mendapatkan lagi materi yg begitu bertubi" tidak ada kata istirahat tidur cuma 15 menit pada malam pertama siang tidak ada kata tidur semua badan terasa sakit sekali mandi pun tidak kata mandi cuma cuci muka saja. penutupan pun di mulai dengan membacakan yang masih mengulang selesai itu kami pun shalat selesai itu kami pun menunggu jemputan ternyata di situ sangat mengecewakan kami lama baru sampai di rumah gara" mobil bolak balik mengankut immawati terlebih duluan yg begitu banyak mahasiswa yang di angkut

Sabtu, 07 Juli 2012

PENTINGNYA PENDIDIKAN DI MASYARAKAT



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu kebutuhan dan kewajiban bagi umat manusia dalam kehidupannya.
Pada tanggal 02 Mei 1994 hari Pendidkan Nasional diperingati secara meriah, semarak dan khidmat. Hal ini dilakukan karena pada peringatah hari pendidikan Nasional tahun 1994 tersebut ada satu hal yang sangat penting bagi dunia pendidikan di Indonesia, yaitu dicanangkannya secara resmi program wajib belajar 9 tahunoleh mantan Presiden Suharto.
Hal ini tentu merupakn salah satu upaya pemerintah agar pada masa yang akan datang tidak ada lagi anak indonesia yang hanya lulusan Sekolah Dasar, atau tidak sekolah sama sekali, tetapi minimal lulus SLTP atau SLTA artinya anak Indonesia nantinya minimal berpendidikan SLTA.
Pendidikan merupakan perintah agama yang wajib dilaksanakan oleh manusia, pendidikan juga merupakan kebutuhan pokok manusia dalam menjalani kehidupan pribadi masyarakat berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan uraian diatas maka saya sebagai mahasiswa yang berkecamuk dalalm dunia pendidikan dan pendidikan ingin sekali lebih mengetahui tentang pentingnya pendidikan dimasyarakat menengah kebawah.
Adapun cakupan atau rumusan masalah yang saya ambil adalah sebagai berikut :
a. Sudah tercapaikah tujuan pendidikan yang diupayakan pemerintah selama ini terutama di masyarakat kalangan bawah.
b. Sudah sampai diman seoarng pendidikan (guru) dalam memprinsipkan atau menerapkan pembelajarannya selama ini terutama yang berada dilingkungan masyarakat bawah.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan saya mengambil tema “Pentingnya Pendidikan dikalangan Masyarakat Bawah adalah :
1. Agar para pendidik lebih memperhatikn pendidikan dalam kehidupan masyarakat bawah dari pada di masyarakat atas.
2. Agar para pendidik harus lebih berusaha merubah nasib masyarakat bawah ke arah yang lebih baik tanpa mengharapkan pamrih dan materi tetapi berusaha dengan cara lilahi ta’ala sabar dan karena Allah semata.
3. Agar Mahasiswa bisa lebih mempersiapkan diri dalam rangka mengamalkan dan memanfaatkan ilmunya dimasa yang akan datang.
4. Agar bisa merubah kehidupan pribadi maupun sebagai makhluk sosial, untuk memanfaatkan ilmunya terhadap sesama masyarakat berbangsa dan bernegara.
5. Agar pendidik dapat bekerja dengan ikhlas dapat mudah dengan bekerja kreatif dan cerdas mudah-mudahan mendapatkan hasil yang memuaskan dan jangan lupa berkerja sama jangan melupakan tujuan, dan pendidikapun akan berhasil dengan optimal.


BAB II
PENTINGNYA PENDIDIKAN DIMASYARAKAT
A. Pengertian Pendidikan
Pengertian pendidikan menurup para ahli
1. Menurut John Dewley, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman-pengalaman dalam pergaulan biasa atau orang dewasa, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan sosial.
2. Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dn kemanusiaan dari manusia.
3. Menurut Federick J. Me Donald. Pendidikan adalah suatu proses atau suatu kegiatan yang diarahkan untuk merobah tabiat (behavior) manusia.
4. Menurut Drs. A.D Marimba mengemukakan, pendidikan yaitu : bimbingan atau pimpinan secara sadar yang dilakukan oleh pendidik, terhadap perkembangan jasmani dan rohani si pendidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Selain dari pendapat para ahli masih ada yang berpendapat lain yang merumuskan tentang pendidikan.
Bahwa pengertian pendidikan adalah : semua pengalaman dapat dikatakan sebagai pendidikan. Disamping itu ada juga para ahli yang membedakan lebih luas, bahkan meliputi pengajaran, sedangkan pengajaran hanya merupakan sebagian kecil dari pada pendidikan, pendapat tersebut bersumber dari anggapan bahwa mendidik itu membina aspek-aspek kepribadian seperti sikap mental, moral budi pekerti, kesadaran social nasionalisme dan sebagainya. Sedangkan mengajar hanya memberikan ilmu tertentu kepada anak didik dengan demikian nilai pendidikan berbeda dengan nilai pengajar.
B. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan adalah terdapat dalam undang-undang No 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional BAB 11 Pasal 4 menyebutkan : pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri. Serta tanggungjawab kemasyarakrtan dan kebangsaan.
Pendidikan adalah bagian dari suatu proses yang diharapkan untuk mencapai suatu tujuan sasaran yang akan dicapai oleh sasaran atau sekelompok orang yang melakukan melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan adalah melalui pendidkan dengan melibatkan pendidik.
BAB III
PENDIDIK
A. Pengertian Pendidik
Pendidik adalah, orang dewasa yang bertanggungjawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.
Pendidik dipakai dilingkungan formal-informal maupun non formal. Untuk itu orang yang pertama kali bertanggungjawab terhadap perkembangan anak atau pendidikan anak adalah orang tua karena adanya pertalian darah yang secara langsung bertanggungjawab atas masa depan anak-anaknya. Orang tua juga disebut pendidik kodrat.
B. Tugas Pendidik
Sebagaimana telah disinggung diatas mengenai pengertian pendidik didalamnya telah tersurat pula mengenai tugas pendidik disini akan diperjelas lagi tentang tugas-tugas pendidik antara lain :
a. membimbing si pendidik mencari pengalaman terhadapnya mengenai kebutuhan, kesanggupan, bakat minat dsb.
b. Menciptakan situasi untuk pendidikan,
situasi pendidikan yaitu suatu keadaan dimana tindakan-tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan hasil yang memuaskan. Pendidik adalah pihak yang lebih dalam dalam situasi pendidikan. Harus pula diingat bahwa pendidik adalah manusia dengan sifat sifatnya yang tidak sempurna, oleh karena itu si pendidik harus selalu meninjau diri sendiri. Dari reaksi sianak dari hasil hasil usaha pendidikan, pendidik dapat memperoleh bahan-bahan kesamaan dari pihak si terdidik, kecaman yang membangun pun besar sekali nilainya.
Pendidik ialah individu yang melaksanakan tindakan mendidik dalm situasi pendidikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Pendidik merupakan faktor human kedua sesudah terdidik walaupun pandangan dari paham Teacher Enterded pada umumnya, tidak diterima, tetapi pendidik mempunyai peranan yang sangat penting di dalam proses pendidikan, dikatakan demikian karena tanpa pendidik, pendidikan tidak dapat berlangsung.
C. Jenis-jenis pendidik
Menurut Prof . Dr. Moh. Athiyah Al-Abrasy pendidik itu ada tiga macam :
1. Pendidik Kutub
2. Pendidik Umum
3. Pendidik Khusus
Pendidik manusia harus mempunyai keahlian dibidangnya, mampu melaksanakan tugas dipermukaan bumi sebagai makhluk sosial yang sanggup berdiri sendiri.
Pendidik selain mempunyai keahlian juga harus memenuhhi syarat-syarat tertentu dalam melaksanakan tugas pendidikannya, apakan berbentuk syarat fisik ataupun syarat psikis, sifat-sifat yang dimiliki pendidik haruslah yang tidka bertentangan dengan norma agama maupun aturan pemerintah/susila dan dapat dipanut oleh masyarakat pada umumnya.
D. Aspek-Aspek Pendidikan
Dalam hal mendapatkan pendidikan itu menurut para pengamat harus menempuh beberapa aspek diantaranya.
1. Aspek Paidagogis
Dalam hal ini para ahli didik memandang manusia sebagaanimal educandum : makhluk yang memerlukan pendidikan dalam kenyataannya manusia dapat dikategorikan sebagai animal, artinya binatang yang dapat dididik, sedangkan binatang pada umumnya tak dapat dididik, melinkan hanya dilatih secara dresur, artinya latihan untuk mengerjakan sesuatu yang sifatnya statis, tidak berubah.
Adapun manusia dengan potensi yang dimilikinya dapat dididik dan di kembangkan ke arah yang diciptakan, setaraf dengan kemampuan yang dimilikinya.
2. Aspek sosiologis dan kurtural
Menurut ahli sosiologi pada prinsipnya manusia adalah Moscius, yaitu makhluk hidup yang berwatak berkemampuan dasar atau yang memiliki garizah (Insting) untuk hidup bermasyarakat, sebagai makhluk sosial, manusia harus memiliki rasa tanggung jawab sosial (Social Respondability) yang diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbal balik (interaksi) saling pengaruh dan mempengaruhi antara sesama anggota masyarakat dan kesatuan hidup mereka.
3. Aspek Tauhid
Aspek tauhid ini ialah aspek pandangan yang mengakui bahwa manusia adalah makhluk yang berketuhanan, yang menurut istilah ahli disebut Homodicinous (makhluk yang percaya adanya tuhan) atau disebut juga homo religious (makhluk yang beragama)
E. Metode dalam proses pendidikan
Dalam proses pendidikan metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan, karena ia menjadi sarana yang member maknakan.
F. Hakikat kurikulum
a. Pengertian kurikulum
Istilah kurikulum yang berasal dari bahasa latin curiculum yang diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dalam perkembangan pendidikan kurikulum sebagai suatu kegiatan pendidikan, untuk mencapai tujuan yang diinginkan, selain itu, kurikulum tidak hanya mengenai situasi didalam sekolah tetapi juga diluar sekolah.
Hildi Taba mengemukakan bahwa kegiatan dan pengalaman anak disekolah harus direncanakan agar menjadi kurikulum, ada pula yang berpendirian bahwa kurikulum sebenarnya meliputi pengalaman yang direncanakan dan yang tidak direncanakan yang disebut hidden Curiculum atau kurikulum yang tersembunyi.
Kita lihat betapa banyak ragamnya para ahli kurikulum mendefinisikan kurikulum itu, namun tiap orang yang akan mengembangkan harus lebih dahulu menentukan apa tapsirannya tentang kurikulum, tafsiran itu erat hubungannya dengan persiapannya tentang tujuan pendidikan.
b. Prinsip-Perinsin Kurikulum
Salah satu komponen pendidikan sebagai suatu sistem adalah materi. Materi pendidikan adalah semua bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dalam suatu sistem intitusional pendidikan, materi pendidikan ini lebih dikenal dengan istilah kurikulum. Sedangkan kurikulum menunjuk pada materi sebelumnya telah disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perinsip-perinsip kurikulum
  1. Perinsip pertama adalah : peraturan yang sempurna dengan agama termasuk ajaran dan nilainya.
  2. Perinsip kedua adalah : perinsip menyeluruh (universal) pada tujuan dan kandungan kurikulum.
  3. Perinsip ketiga adalah : keseimbangan yang relatif antara tujuan dan kandungan kurikulum.
  4. Perinsip ke empat adalah : berkaitan dengan bakat minat kemampuan, dan kebutuhan pelajar begitu juga dengan alam sekitar fisik dan sosial tempat pelajar itu hidup dan berinteraksi untuk memperoleh pengetahuan, kemahiran pengalaman dan sikapnya.
  5. Perinsip kelima adalah : pemeliharaan perbedaan individu antara pelajar dalam bakat, minat, kemampuan, kebutuhan dan masalahnya, dan juga pemeliharaan perbedaan dan kelainan antara alam sekitar dan masyarakat.
  6. Perinsip ke enam adalah : perinsip peraturan antara mata pelajaran, pengalaman dan aktifitas yang terkandung dalam kurikulum. Begitu juga dengan peraturan antara kandungan kurikulum dan kebutuhan murid, kebutuhan masyarakat tuntutan zaman dan tempat pelajar berada.
Kurikulum pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam peroses pendidikan. Kekeliruan dalam penyusunan kurikulum, menyebabkan ahli pendidikan mengemukakan berbagai macam ketentuan, guna penyusunan kurikulum itu.

BAB IV
METODE PENDIDIKAN
A. Metode Dalam Proses Pendidikan
Dalam proses pendidikan metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan, karena ia menjadi sarana yang membermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami atau diserap oleh anak didik menjadi pengertian-pengertian yang fungsional terhadap lingkungannya.
Tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan. Metode pendidikan yang tidak tepat guna akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar sehingga banyak tenag dan waktu terbuang sia-sia oleh karena itu metode yang ditetapkan oleh seorang guru dapat berdaya guna berhasil guna jika mampu dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
B. Pendekatan dan metode pendidikan
Sebagai aktivitas yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pembinaan kepribadian pendidik memerlukan landasan kerja guna memberi arah bagi program yang akan dilakukan.
Dalam mengupayakan agar materi pendidikan dan pengajaran dapat diterima oleh objek pendidikan dengan menggunakan pendekatan yang bersifat Multi Approach yang pelaksanaannya meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Pendidikan Religius yang menitikberatkan kepada pandangan bahwa manusia adalah makhluk berjiwa religius
b. Pendekatan folosofis (manusia adalah makhluk rasional atau homo rationale) mempunyai kemampuan befikir yang maksimal.
c. Pendekatan Sosio Kultural (makhluk yang bermasyarakat dan berkebudayaan)
d. Pendekatan scientific bawa manusia memiliki kemampuan menciptakan (kognitif) berkemauan (konatif0 dan merasa (emosional atau afektif).
Muhammad Qutub didalam bukunya minhajat tarbiyyah, menyatakan bahwa teknik (metode) pendidikan itu dapat ditempuh melalui.
1. Pendidikan melalui teladan
2. Pendidikan melalui Nasihat
3. Pendidikan melalui hukuman
4. Pendidikan melalui cerita
5. Pendidikan melalui kebiasaan
6. Pendidikan melalui kekuatan
7. Pendidikan melalui kekosongan
8. Pendidikan melalui peristiwa-peristiwa

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikn adalah salah satu kebutuhan dan kewajiban bagi umat manusia dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan perintah agama yang wajib dilaksanakan oleh manusia, pendidikan juga merupakan kebutuhan pokok manusia dalam menjalani kehidupan pribadi bermasyarakat berbangsa dan bernegara, dan pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaa khususnya bagi penulis umumnya bagi para pembaca, dan tak lupa pula kritik yang bersifat membangun sangat penulis sarankan sekali demi terciptanya pembuatan makalah yang lebih baik lagi.

PENTINGNYA PENDIDIKAN DI MASYARAKAT


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu kebutuhan dan kewajiban bagi umat manusia dalam kehidupannya.
Pada tanggal 02 Mei 1994 hari Pendidkan Nasional diperingati secara meriah, semarak dan khidmat. Hal ini dilakukan karena pada peringatah hari pendidikan Nasional tahun 1994 tersebut ada satu hal yang sangat penting bagi dunia pendidikan di Indonesia, yaitu dicanangkannya secara resmi program wajib belajar 9 tahunoleh mantan Presiden Suharto.
Hal ini tentu merupakn salah satu upaya pemerintah agar pada masa yang akan datang tidak ada lagi anak indonesia yang hanya lulusan Sekolah Dasar, atau tidak sekolah sama sekali, tetapi minimal lulus SLTP atau SLTA artinya anak Indonesia nantinya minimal berpendidikan SLTA.
Pendidikan merupakan perintah agama yang wajib dilaksanakan oleh manusia, pendidikan juga merupakan kebutuhan pokok manusia dalam menjalani kehidupan pribadi masyarakat berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan uraian diatas maka saya sebagai mahasiswa yang berkecamuk dalalm dunia pendidikan dan pendidikan ingin sekali lebih mengetahui tentang pentingnya pendidikan dimasyarakat menengah kebawah.
Adapun cakupan atau rumusan masalah yang saya ambil adalah sebagai berikut :
a. Sudah tercapaikah tujuan pendidikan yang diupayakan pemerintah selama ini terutama di masyarakat kalangan bawah.
b. Sudah sampai diman seoarng pendidikan (guru) dalam memprinsipkan atau menerapkan pembelajarannya selama ini terutama yang berada dilingkungan masyarakat bawah.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan saya mengambil tema “Pentingnya Pendidikan dikalangan Masyarakat Bawah adalah :
1. Agar para pendidik lebih memperhatikn pendidikan dalam kehidupan masyarakat bawah dari pada di masyarakat atas.
2. Agar para pendidik harus lebih berusaha merubah nasib masyarakat bawah ke arah yang lebih baik tanpa mengharapkan pamrih dan materi tetapi berusaha dengan cara lilahi ta’ala sabar dan karena Allah semata.
3. Agar Mahasiswa bisa lebih mempersiapkan diri dalam rangka mengamalkan dan memanfaatkan ilmunya dimasa yang akan datang.
4. Agar bisa merubah kehidupan pribadi maupun sebagai makhluk sosial, untuk memanfaatkan ilmunya terhadap sesama masyarakat berbangsa dan bernegara.
5. Agar pendidik dapat bekerja dengan ikhlas dapat mudah dengan bekerja kreatif dan cerdas mudah-mudahan mendapatkan hasil yang memuaskan dan jangan lupa berkerja sama jangan melupakan tujuan, dan pendidikapun akan berhasil dengan optimal.


BAB II
PENTINGNYA PENDIDIKAN DIMASYARAKAT
A. Pengertian Pendidikan
Pengertian pendidikan menurup para ahli
1. Menurut John Dewley, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman-pengalaman dalam pergaulan biasa atau orang dewasa, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan sosial.
2. Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dn kemanusiaan dari manusia.
3. Menurut Federick J. Me Donald. Pendidikan adalah suatu proses atau suatu kegiatan yang diarahkan untuk merobah tabiat (behavior) manusia.
4. Menurut Drs. A.D Marimba mengemukakan, pendidikan yaitu : bimbingan atau pimpinan secara sadar yang dilakukan oleh pendidik, terhadap perkembangan jasmani dan rohani si pendidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Selain dari pendapat para ahli masih ada yang berpendapat lain yang merumuskan tentang pendidikan.
Bahwa pengertian pendidikan adalah : semua pengalaman dapat dikatakan sebagai pendidikan. Disamping itu ada juga para ahli yang membedakan lebih luas, bahkan meliputi pengajaran, sedangkan pengajaran hanya merupakan sebagian kecil dari pada pendidikan, pendapat tersebut bersumber dari anggapan bahwa mendidik itu membina aspek-aspek kepribadian seperti sikap mental, moral budi pekerti, kesadaran social nasionalisme dan sebagainya. Sedangkan mengajar hanya memberikan ilmu tertentu kepada anak didik dengan demikian nilai pendidikan berbeda dengan nilai pengajar.
B. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan adalah terdapat dalam undang-undang No 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional BAB 11 Pasal 4 menyebutkan : pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri. Serta tanggungjawab kemasyarakrtan dan kebangsaan.
Pendidikan adalah bagian dari suatu proses yang diharapkan untuk mencapai suatu tujuan sasaran yang akan dicapai oleh sasaran atau sekelompok orang yang melakukan melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan adalah melalui pendidkan dengan melibatkan pendidik.
BAB III
PENDIDIK
A. Pengertian Pendidik
Pendidik adalah, orang dewasa yang bertanggungjawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.
Pendidik dipakai dilingkungan formal-informal maupun non formal. Untuk itu orang yang pertama kali bertanggungjawab terhadap perkembangan anak atau pendidikan anak adalah orang tua karena adanya pertalian darah yang secara langsung bertanggungjawab atas masa depan anak-anaknya. Orang tua juga disebut pendidik kodrat.
B. Tugas Pendidik
Sebagaimana telah disinggung diatas mengenai pengertian pendidik didalamnya telah tersurat pula mengenai tugas pendidik disini akan diperjelas lagi tentang tugas-tugas pendidik antara lain :
a. membimbing si pendidik mencari pengalaman terhadapnya mengenai kebutuhan, kesanggupan, bakat minat dsb.
b. Menciptakan situasi untuk pendidikan,
situasi pendidikan yaitu suatu keadaan dimana tindakan-tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan hasil yang memuaskan. Pendidik adalah pihak yang lebih dalam dalam situasi pendidikan. Harus pula diingat bahwa pendidik adalah manusia dengan sifat sifatnya yang tidak sempurna, oleh karena itu si pendidik harus selalu meninjau diri sendiri. Dari reaksi sianak dari hasil hasil usaha pendidikan, pendidik dapat memperoleh bahan-bahan kesamaan dari pihak si terdidik, kecaman yang membangun pun besar sekali nilainya.
Pendidik ialah individu yang melaksanakan tindakan mendidik dalm situasi pendidikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Pendidik merupakan faktor human kedua sesudah terdidik walaupun pandangan dari paham Teacher Enterded pada umumnya, tidak diterima, tetapi pendidik mempunyai peranan yang sangat penting di dalam proses pendidikan, dikatakan demikian karena tanpa pendidik, pendidikan tidak dapat berlangsung.
C. Jenis-jenis pendidik
Menurut Prof . Dr. Moh. Athiyah Al-Abrasy pendidik itu ada tiga macam :
1. Pendidik Kutub
2. Pendidik Umum
3. Pendidik Khusus
Pendidik manusia harus mempunyai keahlian dibidangnya, mampu melaksanakan tugas dipermukaan bumi sebagai makhluk sosial yang sanggup berdiri sendiri.
Pendidik selain mempunyai keahlian juga harus memenuhhi syarat-syarat tertentu dalam melaksanakan tugas pendidikannya, apakan berbentuk syarat fisik ataupun syarat psikis, sifat-sifat yang dimiliki pendidik haruslah yang tidka bertentangan dengan norma agama maupun aturan pemerintah/susila dan dapat dipanut oleh masyarakat pada umumnya.
D. Aspek-Aspek Pendidikan
Dalam hal mendapatkan pendidikan itu menurut para pengamat harus menempuh beberapa aspek diantaranya.
1. Aspek Paidagogis
Dalam hal ini para ahli didik memandang manusia sebagaanimal educandum : makhluk yang memerlukan pendidikan dalam kenyataannya manusia dapat dikategorikan sebagai animal, artinya binatang yang dapat dididik, sedangkan binatang pada umumnya tak dapat dididik, melinkan hanya dilatih secara dresur, artinya latihan untuk mengerjakan sesuatu yang sifatnya statis, tidak berubah.
Adapun manusia dengan potensi yang dimilikinya dapat dididik dan di kembangkan ke arah yang diciptakan, setaraf dengan kemampuan yang dimilikinya.
2. Aspek sosiologis dan kurtural
Menurut ahli sosiologi pada prinsipnya manusia adalah Moscius, yaitu makhluk hidup yang berwatak berkemampuan dasar atau yang memiliki garizah (Insting) untuk hidup bermasyarakat, sebagai makhluk sosial, manusia harus memiliki rasa tanggung jawab sosial (Social Respondability) yang diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbal balik (interaksi) saling pengaruh dan mempengaruhi antara sesama anggota masyarakat dan kesatuan hidup mereka.
3. Aspek Tauhid
Aspek tauhid ini ialah aspek pandangan yang mengakui bahwa manusia adalah makhluk yang berketuhanan, yang menurut istilah ahli disebut Homodicinous (makhluk yang percaya adanya tuhan) atau disebut juga homo religious (makhluk yang beragama)
E. Metode dalam proses pendidikan
Dalam proses pendidikan metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan, karena ia menjadi sarana yang member maknakan.
F. Hakikat kurikulum
a. Pengertian kurikulum
Istilah kurikulum yang berasal dari bahasa latin curiculum yang diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dalam perkembangan pendidikan kurikulum sebagai suatu kegiatan pendidikan, untuk mencapai tujuan yang diinginkan, selain itu, kurikulum tidak hanya mengenai situasi didalam sekolah tetapi juga diluar sekolah.
Hildi Taba mengemukakan bahwa kegiatan dan pengalaman anak disekolah harus direncanakan agar menjadi kurikulum, ada pula yang berpendirian bahwa kurikulum sebenarnya meliputi pengalaman yang direncanakan dan yang tidak direncanakan yang disebut hidden Curiculum atau kurikulum yang tersembunyi.
Kita lihat betapa banyak ragamnya para ahli kurikulum mendefinisikan kurikulum itu, namun tiap orang yang akan mengembangkan harus lebih dahulu menentukan apa tapsirannya tentang kurikulum, tafsiran itu erat hubungannya dengan persiapannya tentang tujuan pendidikan.
b. Prinsip-Perinsin Kurikulum
Salah satu komponen pendidikan sebagai suatu sistem adalah materi. Materi pendidikan adalah semua bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dalam suatu sistem intitusional pendidikan, materi pendidikan ini lebih dikenal dengan istilah kurikulum. Sedangkan kurikulum menunjuk pada materi sebelumnya telah disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perinsip-perinsip kurikulum
  1. Perinsip pertama adalah : peraturan yang sempurna dengan agama termasuk ajaran dan nilainya.
  2. Perinsip kedua adalah : perinsip menyeluruh (universal) pada tujuan dan kandungan kurikulum.
  3. Perinsip ketiga adalah : keseimbangan yang relatif antara tujuan dan kandungan kurikulum.
  4. Perinsip ke empat adalah : berkaitan dengan bakat minat kemampuan, dan kebutuhan pelajar begitu juga dengan alam sekitar fisik dan sosial tempat pelajar itu hidup dan berinteraksi untuk memperoleh pengetahuan, kemahiran pengalaman dan sikapnya.
  5. Perinsip kelima adalah : pemeliharaan perbedaan individu antara pelajar dalam bakat, minat, kemampuan, kebutuhan dan masalahnya, dan juga pemeliharaan perbedaan dan kelainan antara alam sekitar dan masyarakat.
  6. Perinsip ke enam adalah : perinsip peraturan antara mata pelajaran, pengalaman dan aktifitas yang terkandung dalam kurikulum. Begitu juga dengan peraturan antara kandungan kurikulum dan kebutuhan murid, kebutuhan masyarakat tuntutan zaman dan tempat pelajar berada.
Kurikulum pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam peroses pendidikan. Kekeliruan dalam penyusunan kurikulum, menyebabkan ahli pendidikan mengemukakan berbagai macam ketentuan, guna penyusunan kurikulum itu.

BAB IV
METODE PENDIDIKAN
A. Metode Dalam Proses Pendidikan
Dalam proses pendidikan metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan, karena ia menjadi sarana yang membermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami atau diserap oleh anak didik menjadi pengertian-pengertian yang fungsional terhadap lingkungannya.
Tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan. Metode pendidikan yang tidak tepat guna akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar sehingga banyak tenag dan waktu terbuang sia-sia oleh karena itu metode yang ditetapkan oleh seorang guru dapat berdaya guna berhasil guna jika mampu dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
B. Pendekatan dan metode pendidikan
Sebagai aktivitas yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pembinaan kepribadian pendidik memerlukan landasan kerja guna memberi arah bagi program yang akan dilakukan.
Dalam mengupayakan agar materi pendidikan dan pengajaran dapat diterima oleh objek pendidikan dengan menggunakan pendekatan yang bersifat Multi Approach yang pelaksanaannya meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Pendidikan Religius yang menitikberatkan kepada pandangan bahwa manusia adalah makhluk berjiwa religius
b. Pendekatan folosofis (manusia adalah makhluk rasional atau homo rationale) mempunyai kemampuan befikir yang maksimal.
c. Pendekatan Sosio Kultural (makhluk yang bermasyarakat dan berkebudayaan)
d. Pendekatan scientific bawa manusia memiliki kemampuan menciptakan (kognitif) berkemauan (konatif0 dan merasa (emosional atau afektif).
Muhammad Qutub didalam bukunya minhajat tarbiyyah, menyatakan bahwa teknik (metode) pendidikan itu dapat ditempuh melalui.
1. Pendidikan melalui teladan
2. Pendidikan melalui Nasihat
3. Pendidikan melalui hukuman
4. Pendidikan melalui cerita
5. Pendidikan melalui kebiasaan
6. Pendidikan melalui kekuatan
7. Pendidikan melalui kekosongan
8. Pendidikan melalui peristiwa-peristiwa

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikn adalah salah satu kebutuhan dan kewajiban bagi umat manusia dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan perintah agama yang wajib dilaksanakan oleh manusia, pendidikan juga merupakan kebutuhan pokok manusia dalam menjalani kehidupan pribadi bermasyarakat berbangsa dan bernegara, dan pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaa khususnya bagi penulis umumnya bagi para pembaca, dan tak lupa pula kritik yang bersifat membangun sangat penulis sarankan sekali demi terciptanya pembuatan makalah yang lebih baik lagi.

PENTINGNYA PENDIDIKAN DI MASYARAKAT


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu kebutuhan dan kewajiban bagi umat manusia dalam kehidupannya.
Pada tanggal 02 Mei 1994 hari Pendidkan Nasional diperingati secara meriah, semarak dan khidmat. Hal ini dilakukan karena pada peringatah hari pendidikan Nasional tahun 1994 tersebut ada satu hal yang sangat penting bagi dunia pendidikan di Indonesia, yaitu dicanangkannya secara resmi program wajib belajar 9 tahunoleh mantan Presiden Suharto.
Hal ini tentu merupakn salah satu upaya pemerintah agar pada masa yang akan datang tidak ada lagi anak indonesia yang hanya lulusan Sekolah Dasar, atau tidak sekolah sama sekali, tetapi minimal lulus SLTP atau SLTA artinya anak Indonesia nantinya minimal berpendidikan SLTA.
Pendidikan merupakan perintah agama yang wajib dilaksanakan oleh manusia, pendidikan juga merupakan kebutuhan pokok manusia dalam menjalani kehidupan pribadi masyarakat berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan uraian diatas maka saya sebagai mahasiswa yang berkecamuk dalalm dunia pendidikan dan pendidikan ingin sekali lebih mengetahui tentang pentingnya pendidikan dimasyarakat menengah kebawah.
Adapun cakupan atau rumusan masalah yang saya ambil adalah sebagai berikut :
a. Sudah tercapaikah tujuan pendidikan yang diupayakan pemerintah selama ini terutama di masyarakat kalangan bawah.
b. Sudah sampai diman seoarng pendidikan (guru) dalam memprinsipkan atau menerapkan pembelajarannya selama ini terutama yang berada dilingkungan masyarakat bawah.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan saya mengambil tema “Pentingnya Pendidikan dikalangan Masyarakat Bawah adalah :
1. Agar para pendidik lebih memperhatikn pendidikan dalam kehidupan masyarakat bawah dari pada di masyarakat atas.
2. Agar para pendidik harus lebih berusaha merubah nasib masyarakat bawah ke arah yang lebih baik tanpa mengharapkan pamrih dan materi tetapi berusaha dengan cara lilahi ta’ala sabar dan karena Allah semata.
3. Agar Mahasiswa bisa lebih mempersiapkan diri dalam rangka mengamalkan dan memanfaatkan ilmunya dimasa yang akan datang.
4. Agar bisa merubah kehidupan pribadi maupun sebagai makhluk sosial, untuk memanfaatkan ilmunya terhadap sesama masyarakat berbangsa dan bernegara.
5. Agar pendidik dapat bekerja dengan ikhlas dapat mudah dengan bekerja kreatif dan cerdas mudah-mudahan mendapatkan hasil yang memuaskan dan jangan lupa berkerja sama jangan melupakan tujuan, dan pendidikapun akan berhasil dengan optimal.


BAB II
PENTINGNYA PENDIDIKAN DIMASYARAKAT
A. Pengertian Pendidikan
Pengertian pendidikan menurup para ahli
1. Menurut John Dewley, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman-pengalaman dalam pergaulan biasa atau orang dewasa, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan sosial.
2. Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dn kemanusiaan dari manusia.
3. Menurut Federick J. Me Donald. Pendidikan adalah suatu proses atau suatu kegiatan yang diarahkan untuk merobah tabiat (behavior) manusia.
4. Menurut Drs. A.D Marimba mengemukakan, pendidikan yaitu : bimbingan atau pimpinan secara sadar yang dilakukan oleh pendidik, terhadap perkembangan jasmani dan rohani si pendidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Selain dari pendapat para ahli masih ada yang berpendapat lain yang merumuskan tentang pendidikan.
Bahwa pengertian pendidikan adalah : semua pengalaman dapat dikatakan sebagai pendidikan. Disamping itu ada juga para ahli yang membedakan lebih luas, bahkan meliputi pengajaran, sedangkan pengajaran hanya merupakan sebagian kecil dari pada pendidikan, pendapat tersebut bersumber dari anggapan bahwa mendidik itu membina aspek-aspek kepribadian seperti sikap mental, moral budi pekerti, kesadaran social nasionalisme dan sebagainya. Sedangkan mengajar hanya memberikan ilmu tertentu kepada anak didik dengan demikian nilai pendidikan berbeda dengan nilai pengajar.
B. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan adalah terdapat dalam undang-undang No 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional BAB 11 Pasal 4 menyebutkan : pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri. Serta tanggungjawab kemasyarakrtan dan kebangsaan.
Pendidikan adalah bagian dari suatu proses yang diharapkan untuk mencapai suatu tujuan sasaran yang akan dicapai oleh sasaran atau sekelompok orang yang melakukan melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan adalah melalui pendidkan dengan melibatkan pendidik.
BAB III
PENDIDIK
A. Pengertian Pendidik
Pendidik adalah, orang dewasa yang bertanggungjawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.
Pendidik dipakai dilingkungan formal-informal maupun non formal. Untuk itu orang yang pertama kali bertanggungjawab terhadap perkembangan anak atau pendidikan anak adalah orang tua karena adanya pertalian darah yang secara langsung bertanggungjawab atas masa depan anak-anaknya. Orang tua juga disebut pendidik kodrat.
B. Tugas Pendidik
Sebagaimana telah disinggung diatas mengenai pengertian pendidik didalamnya telah tersurat pula mengenai tugas pendidik disini akan diperjelas lagi tentang tugas-tugas pendidik antara lain :
a. membimbing si pendidik mencari pengalaman terhadapnya mengenai kebutuhan, kesanggupan, bakat minat dsb.
b. Menciptakan situasi untuk pendidikan,
situasi pendidikan yaitu suatu keadaan dimana tindakan-tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan hasil yang memuaskan. Pendidik adalah pihak yang lebih dalam dalam situasi pendidikan. Harus pula diingat bahwa pendidik adalah manusia dengan sifat sifatnya yang tidak sempurna, oleh karena itu si pendidik harus selalu meninjau diri sendiri. Dari reaksi sianak dari hasil hasil usaha pendidikan, pendidik dapat memperoleh bahan-bahan kesamaan dari pihak si terdidik, kecaman yang membangun pun besar sekali nilainya.
Pendidik ialah individu yang melaksanakan tindakan mendidik dalm situasi pendidikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Pendidik merupakan faktor human kedua sesudah terdidik walaupun pandangan dari paham Teacher Enterded pada umumnya, tidak diterima, tetapi pendidik mempunyai peranan yang sangat penting di dalam proses pendidikan, dikatakan demikian karena tanpa pendidik, pendidikan tidak dapat berlangsung.
C. Jenis-jenis pendidik
Menurut Prof . Dr. Moh. Athiyah Al-Abrasy pendidik itu ada tiga macam :
1. Pendidik Kutub
2. Pendidik Umum
3. Pendidik Khusus
Pendidik manusia harus mempunyai keahlian dibidangnya, mampu melaksanakan tugas dipermukaan bumi sebagai makhluk sosial yang sanggup berdiri sendiri.
Pendidik selain mempunyai keahlian juga harus memenuhhi syarat-syarat tertentu dalam melaksanakan tugas pendidikannya, apakan berbentuk syarat fisik ataupun syarat psikis, sifat-sifat yang dimiliki pendidik haruslah yang tidka bertentangan dengan norma agama maupun aturan pemerintah/susila dan dapat dipanut oleh masyarakat pada umumnya.
D. Aspek-Aspek Pendidikan
Dalam hal mendapatkan pendidikan itu menurut para pengamat harus menempuh beberapa aspek diantaranya.
1. Aspek Paidagogis
Dalam hal ini para ahli didik memandang manusia sebagaanimal educandum : makhluk yang memerlukan pendidikan dalam kenyataannya manusia dapat dikategorikan sebagai animal, artinya binatang yang dapat dididik, sedangkan binatang pada umumnya tak dapat dididik, melinkan hanya dilatih secara dresur, artinya latihan untuk mengerjakan sesuatu yang sifatnya statis, tidak berubah.
Adapun manusia dengan potensi yang dimilikinya dapat dididik dan di kembangkan ke arah yang diciptakan, setaraf dengan kemampuan yang dimilikinya.
2. Aspek sosiologis dan kurtural
Menurut ahli sosiologi pada prinsipnya manusia adalah Moscius, yaitu makhluk hidup yang berwatak berkemampuan dasar atau yang memiliki garizah (Insting) untuk hidup bermasyarakat, sebagai makhluk sosial, manusia harus memiliki rasa tanggung jawab sosial (Social Respondability) yang diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbal balik (interaksi) saling pengaruh dan mempengaruhi antara sesama anggota masyarakat dan kesatuan hidup mereka.
3. Aspek Tauhid
Aspek tauhid ini ialah aspek pandangan yang mengakui bahwa manusia adalah makhluk yang berketuhanan, yang menurut istilah ahli disebut Homodicinous (makhluk yang percaya adanya tuhan) atau disebut juga homo religious (makhluk yang beragama)
E. Metode dalam proses pendidikan
Dalam proses pendidikan metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan, karena ia menjadi sarana yang member maknakan.
F. Hakikat kurikulum
a. Pengertian kurikulum
Istilah kurikulum yang berasal dari bahasa latin curiculum yang diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dalam perkembangan pendidikan kurikulum sebagai suatu kegiatan pendidikan, untuk mencapai tujuan yang diinginkan, selain itu, kurikulum tidak hanya mengenai situasi didalam sekolah tetapi juga diluar sekolah.
Hildi Taba mengemukakan bahwa kegiatan dan pengalaman anak disekolah harus direncanakan agar menjadi kurikulum, ada pula yang berpendirian bahwa kurikulum sebenarnya meliputi pengalaman yang direncanakan dan yang tidak direncanakan yang disebut hidden Curiculum atau kurikulum yang tersembunyi.
Kita lihat betapa banyak ragamnya para ahli kurikulum mendefinisikan kurikulum itu, namun tiap orang yang akan mengembangkan harus lebih dahulu menentukan apa tapsirannya tentang kurikulum, tafsiran itu erat hubungannya dengan persiapannya tentang tujuan pendidikan.
b. Prinsip-Perinsin Kurikulum
Salah satu komponen pendidikan sebagai suatu sistem adalah materi. Materi pendidikan adalah semua bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dalam suatu sistem intitusional pendidikan, materi pendidikan ini lebih dikenal dengan istilah kurikulum. Sedangkan kurikulum menunjuk pada materi sebelumnya telah disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perinsip-perinsip kurikulum
  1. Perinsip pertama adalah : peraturan yang sempurna dengan agama termasuk ajaran dan nilainya.
  2. Perinsip kedua adalah : perinsip menyeluruh (universal) pada tujuan dan kandungan kurikulum.
  3. Perinsip ketiga adalah : keseimbangan yang relatif antara tujuan dan kandungan kurikulum.
  4. Perinsip ke empat adalah : berkaitan dengan bakat minat kemampuan, dan kebutuhan pelajar begitu juga dengan alam sekitar fisik dan sosial tempat pelajar itu hidup dan berinteraksi untuk memperoleh pengetahuan, kemahiran pengalaman dan sikapnya.
  5. Perinsip kelima adalah : pemeliharaan perbedaan individu antara pelajar dalam bakat, minat, kemampuan, kebutuhan dan masalahnya, dan juga pemeliharaan perbedaan dan kelainan antara alam sekitar dan masyarakat.
  6. Perinsip ke enam adalah : perinsip peraturan antara mata pelajaran, pengalaman dan aktifitas yang terkandung dalam kurikulum. Begitu juga dengan peraturan antara kandungan kurikulum dan kebutuhan murid, kebutuhan masyarakat tuntutan zaman dan tempat pelajar berada.
Kurikulum pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam peroses pendidikan. Kekeliruan dalam penyusunan kurikulum, menyebabkan ahli pendidikan mengemukakan berbagai macam ketentuan, guna penyusunan kurikulum itu.

BAB IV
METODE PENDIDIKAN
A. Metode Dalam Proses Pendidikan
Dalam proses pendidikan metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan, karena ia menjadi sarana yang membermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami atau diserap oleh anak didik menjadi pengertian-pengertian yang fungsional terhadap lingkungannya.
Tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan. Metode pendidikan yang tidak tepat guna akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar sehingga banyak tenag dan waktu terbuang sia-sia oleh karena itu metode yang ditetapkan oleh seorang guru dapat berdaya guna berhasil guna jika mampu dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
B. Pendekatan dan metode pendidikan
Sebagai aktivitas yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pembinaan kepribadian pendidik memerlukan landasan kerja guna memberi arah bagi program yang akan dilakukan.
Dalam mengupayakan agar materi pendidikan dan pengajaran dapat diterima oleh objek pendidikan dengan menggunakan pendekatan yang bersifat Multi Approach yang pelaksanaannya meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Pendidikan Religius yang menitikberatkan kepada pandangan bahwa manusia adalah makhluk berjiwa religius
b. Pendekatan folosofis (manusia adalah makhluk rasional atau homo rationale) mempunyai kemampuan befikir yang maksimal.
c. Pendekatan Sosio Kultural (makhluk yang bermasyarakat dan berkebudayaan)
d. Pendekatan scientific bawa manusia memiliki kemampuan menciptakan (kognitif) berkemauan (konatif0 dan merasa (emosional atau afektif).
Muhammad Qutub didalam bukunya minhajat tarbiyyah, menyatakan bahwa teknik (metode) pendidikan itu dapat ditempuh melalui.
1. Pendidikan melalui teladan
2. Pendidikan melalui Nasihat
3. Pendidikan melalui hukuman
4. Pendidikan melalui cerita
5. Pendidikan melalui kebiasaan
6. Pendidikan melalui kekuatan
7. Pendidikan melalui kekosongan
8. Pendidikan melalui peristiwa-peristiwa

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikn adalah salah satu kebutuhan dan kewajiban bagi umat manusia dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan perintah agama yang wajib dilaksanakan oleh manusia, pendidikan juga merupakan kebutuhan pokok manusia dalam menjalani kehidupan pribadi bermasyarakat berbangsa dan bernegara, dan pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaa khususnya bagi penulis umumnya bagi para pembaca, dan tak lupa pula kritik yang bersifat membangun sangat penulis sarankan sekali demi terciptanya pembuatan makalah yang lebih baik lagi.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Premium Wordpress Themes