http://id.ipanelonline.com/register.html?inviter_id=1229437
makalah wirausaha:
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha
kecil dan menengah (UKM) Di Indonesia
Para enterpresies pertumbuhan
kecil dan menengah (UKM) di provinsi Sumatera Utara memiliki strategis peran untuk pertumbuhan
ekonominya. Oleh karena itu, pengembangan
UKM provinsi ini
perlu didorong untuk meningkatkan
kemampuan pengusaha untuk
bersaing di pasar regional dan internasional. UKM menghadapi tantangan
serius dalam bentuk persaingan yang tepat terutama
dari produk Cina dan Korean.s.
Furthemore,
UKM. Produk ini tidak
welcamed oleh rakyat. Masalah penelitian ini
adalah bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan UKM di Sumatera Utara tidak diketahui.
adalah bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan UKM di Sumatera Utara tidak diketahui.
Hasil
studi ini
adalah sebagai berikut
1). peningkatan faktor biaya misalnya
produksi, biaya transportasi, bahan baku,
2). faktor tetap,
jenis produk, jumlah bussines unit, teknologi / alat yang
digunakan,
3). menurunnya faktor: jumlah penjualan, jumlah pembeli.
kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut adalah
1). faktor-faktor yang mempengaruhi yang UKM di Sumatera Utara adalah pengadaan bahan baku, keterampilan ditingkatkan
kerja, stabil, aset, waktu durasi produksi di bussines,
2). masalah yang akan ditangani
untuk meningkatkan
peran UKM:
a. menyediakan dana dan modal kerja atau
kredit dengan bunga rendah
menilai,
b) menyediakan pendidikan dan pelatihan bagi UKM pengusaha baik
secara langsung atau tidak langsung
pada bussines manajemen,
pengendalian mutu dan pemasaran,
c) membuat pathnership dalam bentuk dari. ayah-anak. pathnership
untuk mengumpulkan distributie dan menemukan peluang untuk
UKM produk,
d) bussines seleksi
didasarkan pada keunggulan komparatif
daerah yang
memberikan kontribusi terhadap perkembangan Sumatera Utara,
memberikan kontribusi terhadap perkembangan Sumatera Utara,
e). pengembangan infrastruktur dan UKM pusat di Sumatera,
f). membangun pasar khusus untuk mengumpulkan produk UKM di
Sumatera Utara, agar produk ini dikenal oleh rakyat melalui perdagangan
rumah
Sumatera Utara, agar produk ini dikenal oleh rakyat melalui perdagangan
rumah
BAB
I.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Keberadaan Usaha Kecil,Menengah (UKM) di Propinsi
Sumatera Utara sangat strategis dalam rangka peningkatan perekonomian. Hal ini
terlihat dari jumlah tenaga kerja yang bekerja disektor itu. Ketangguhan UKM
telah terbukti sebagai jaring pengaman perekonomian di saat perusahaan besar
banyak yang gulung tikar. Untuk itu pengembangan UKM di Propinsi ini perlu
mendapat perhatian yang lebih serius dalam rangka peningkatan kemampuan
pengusaha untuk bersaing pada pasar regional dan internasional. Tantangan yang
dihadapi pengusaha UKM dewasa ini sangatlah berat karena persaingan semakin
ketat disebabkan oleh masuknya produk-produk luar negeri
khususnya
Cina dan.Korea. Situasi ini di pengaruhi oleh tingginya minat konsumen untuk
membeli produk tersebut karena mutu dan kualitas dan harga yang lebih murah.
Selain produk-produk yang baru, barang-barang bekas yang setengah pakai atau 10
sampai 50 persen pakai masih sangat disukai para konsumen di Sumatera Utara
Fenomena ini semakin meyakinkan kita konsumen bahwa produk dari luar tersebut
lebih baik dilihat dari kualitas,harga dan daya jangkau masyarakat. Di lain
pihak kenyataannya bahwa produk-produk yang dijual UKM di Medan kurang mendapat
respon oleh masyarakat Hal ini terlihat dari omset UMK semakin hari semakin
menurun. Kekuatiran akan semakin beratnya tantangan yang dihadapi pengusaha UMK
dapat dilihat dari sulitnya para UKM memasarkan hasil-produknya mereka. Kondisi
ini mengakibatkan semakin menurunnya volume penjualan yang berdampak kepada
tidak mampunya UMK untuk menanbah tenaga kerja bahkan ada beberapa UKM yang
melepaskan tenaga kerjanya karena mereka tidak mampu memberikan upah .. Keadaan
ini memperjelas bahwa perlu di ketahui faktor factor yang mempengaruhi
perkembangan usaha UKM agar mampu bersaing memproduksi produk-produk yang
diminati masyarakat seperti. barang-barang Cina dan Korea tersebut.
2.
Permasalahan
Belum diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan usaha UKM
untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
3.
Tujuan dan Manfaat
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi
perkembangan
usaha UMKM di Propinsi Sumatra utara
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Usaha UKM
agar mampu berdaya saing tinggi harus dilihat dari kondisi UKM saat ini. Daya
saing ditentukan oleh kemampuan SDM untuk memproduksi kualitas barang, harga,
disain dan faktor lingkungan yang memberikan faktor kondusif agar UKM mampu
bersaing secara ketat . Saingan atau kompetitor UKM di Propinsi Sumatera
Utara menurut permasalahan diatas adalah maraknya produk-produk luar negeri
seperti pakaian jadi baik yang baru maupun yang bekas, yang mendapat respon
meningkat dari masyarakat karena kualitas,harga terjangkau dan desain yang
disenangi. Untuk mengimbangi produk tersebut perlu ditingkatkan kemampuan UKM
agar UKM dapat atau mampu memproduksi bahan-bahan yang dibutuhkan tersebut.
Karena persyaratan globalisasi adalah mutu, disain, efisiensi yang tinggi
sehingga harga terjangkau masyarakat Dengan demikian dalam hal ini variable
internal yang perlu
di
kaji adalah:
1).
Kemampuan diri untuk memproduksi kualitas barang,
2). Total
penjualan ,
3).
harga,
4).
modal usaha,
5).
desain ,
6).
kemampuan bersaing
(7).
kemampuan memilih jenis usaha.
Sedangkan
faktor eksternal yang diduga mempengaruhi adalah :
1).
kran impor yang harus dibatasi,
2).
harga bahan baku,
3).
ongkos transportasi,
4).
jumlah pembeli,
5).
ongkos produksi,
6). Teknologi
peralatan,
7).
daerah pemasaran dan diversifikasi produk.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, diperoleh
gambaran bahwa karakteristik pengusaha di Sumatra Utara, sebagian besar atau 76
% berusia antara 30 sampai 50 tahun, (2) 20 % berusia diatas 50 tahun dan hanya
5 % berusia dibawah 30 tahun. seperti pada Tabel 1 dibawah ini.
Tabel
1. Profil Pengusaha Kecil Menengah di Sumatera
Dilihat
dari status perkawinan pengusaha di Sum Utara lebih banyak yang
sudah
berkeluarga yaitu sebanyak 99 persen dan hanya 1 persen yang
berstatus
belum berkeluarga. Informasi ini menjelaskan bahwa pada umumnya
pengusaha
tersebut akan berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga
melalui
usaha dagang yang dilakukan. Selanjutnya jika dilihat dari struktur
permodalan
pengusaha di Sum Utara cukup tangguh karena pengusaha
lebih
banyak menggunakan modal sendiri sebanyak 85 %, 11 % dari kredit,
bantuan
pemerintah hanya 2,5 % dan lain-lain diduga dari pinjaman pihak
ketiga
sebesar 1,5 %.
Keberadaan
pengusaha UKM di Propinsi Sumatera Utara dari sisi pendidikan
dan
kemampuan masih belum menggembirakan. Ditinjau dari sisi pendidikan,
pada
umumnya sebagian besar mereka (69%) berpendidikan SMP ke bawah.
Masih
sangat sedikit diantara pengusaha UKM kita yang berpendidikan
Sarjana.
Fakta menunjukkan masih rendahnya kualitas sumber daya UKM
khususnya
dalam bidang manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, dan
pemasaran.
Disamping itu adalah rendahnya tingkat kompetensi
kewirausahaan
UKMK. Rendahnya tingkat pendidikan para pengusaha kecil
dan
menengah tersebut ternyata tidak diimbangi dengan upaya-upaya
peningkatan
kemampuan (Capacity Building) baik melalui pelatihan,
pendidikan,
maupun studi banding secara terprogram. Pada umumnya
pengusaha
kecil dan menengah di Propinsi Sumatera Utara lebih fokus pada
pengalaman
dalam menjalankan usaha. Upaya-upaya untuk meningkatkan
kemampuan
masih belum merupakan prioritas.Lemahnya tingkat pendidikan
dan
kemampuan dari para pengusaha kecil dan menengah memberi berbagai
dampak,
diantaranya : (1) Rendahnya inovasi, (2) Lemahnya manajemen
usaha,
(3) Rendahnya produktivitas, (3) Rendahnya kualitas produk dan (4)
Lemahnya
kemampuan mengakses modal usaha.
Upaya-upaya
untuk dapat meningkatkan kemampuan pengusaha UKM dan
pengelola
koperasi meliputi : (1) Pembentukan badan pembina dan pelatih
UKM
yang terdiri dari unsur lembaga pendidikan dan pelatihan, asosiasiasosiasi,
dan
perusahaan-perusahaan besar, (2) Pemberian sertifikasi
kompetensi
kepada UKM dalam pengelolaan usaha atau koperasi, (3)
Penyelengaraan
pelatihan budaya usaha dan kewirausahaan, serta bimbingan
teknis
manajemen usaha., (4) Pemasyarakatan kewirausahaan , termasuk
memperluas
pengenalan dan semangat kewirausahaan dalam kurikulum
pendidikan.,
(5) Pengembangan sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan
perkoperasian
bagi anggota dan pengelolanya. dan (6) Pemberian insentif
dan
kemudahan fasilitas bagi UKMK yang berprestasi.
(2)
Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah
Perkembangan
usaha kecil menengah dari tahun 1996 sampai tahun 2002
seperti
pada Tabel 2 menjelaskan bahwa (1) total penjualan oleh 51,90 % sebanyak
12,5
% menyatakan menurun. Dilihat dari persentasi ini bahwa total penjualan
UKM
ternyata meningkat pada periode pengamatan, (2) jenis produksi
menurun
dinyatakan oleh 52 % UKM, (3) modal usaha menurun menurut 88
%,
(4) harga bahan baku stabil menurut 84,20 %, (5) ongkos transportasi
menurun
85,25 %, (6) jumlah unit usaha menurun, (7) jumleh pembeli menurun
15
%,menyatakan stabil 38,35 % dan 46,31 % menyatakan meningkat, (8)
ongkos
produksi stabil, (9) teknologi peralatan menurun dinyatakan 93,23
%,
(10) daerah pemasaran menurun 81,23 % menurun dan (11) diversifikasi
produk
dinyatakan stabil oleh 97,21 responden UKM.
Makna
dari penjelasan diatas adalah bahwa kemampuan UKM di Propinsi S
Utara
memang rendah dilihat dari pengembangan modal, produksi,
pemanfaatan
dan penggunaan teknologi serta cakupan pemasaran.
Tabel
2 Dinamika Usaha Kecil Menengah Propinsi Sumatera Utara
(Faktor
Internal Mempengaruhi Perkembangan Usaha )
Permodalan
Tabel
5 diatas menunjukkan bahwa (1) Modal merupakan rangking pertama yang
mempengaruhi
upaya peningkatan kapasitas usaha kecil dan menengah di
Sumatera
Utara. Permasalahan permodalan ini timbul akibat produk jasa lembaga
keuangan
sebagian besar masih berupa kredit modal kerja, sedangkan untuk kredit
investasi
sangat terbatas. Disamping persyaratan pinjaman juga tidak mudah
dipenuhi,
dan kurangnya informasi yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada
para
pengusaha. Kesulitan untuk menambah modal usaha memberikan berbagai
dampak
kepada UKM, diantaranya adalah : (1) Sulitnya meningkatkan kapasitas
usaha,
(2)Sulitnya melakukan perluasan pasar., (3)Sulitnya melakukan peningkatan
mutu
dan inovasi produk. Dan (4) Sulitnya melakukan peningkatan kemampuan
tenaga
kerja.
Upaya-upaya
yang dilakukan dalam rangka peningkatan permodalan bagi UKM
adalah
sebagai berikut : (1) Pembentukan Lembaga Investasi Masyarakat (LIM)
yang
merupakan kelompok-kelompok masyarakat yang menanamkan modal pada
sektor
UKMK. Keberadaan lembaga ini sebagai upaya menghimpun dana
masyarakat
sebagai sumber dana bagi pengembangan UKM, (2) Peningkatan
kapasitas
kelembagaan dan kualitas layanan lembaga keuangan mikro (LKM) dan
koperasi
simpan pinjam/usaha simpan pinjam (KSP/USP)., (3) Perluasan sumber
pembiayaan
bagi koperasi dan UMKM khususnya skim kredit investasi bagi koperasi
dan
UKM.
(4)
Penyelenggaraan dukungan teknis dan pendanaan yang bersumber dari BUMN/
BUMD
yang lebih terkoordinasi, profesional dan institusional.
Teknologi
Peran
teknologi dalam peningkatan produktivitas UKM sangatlah besar. Penggunaan
teknologi
konvensional yang banyak digunakan oleh pengusaha UKM memberikan
kelemahan
diantaranya (1) rendahnya produktivitas , (2) sulitnya melakukan inovasi
produk,
(3) rendahnya mutu produk dan (4)menurunnya motivasi tenaga kerja.
Rendahnya
teknologi yang dimiliki oleh UKM pada umumnya disebabkan tidak
adanya
dana untuk memiliki serta lemahnya informasi dan pemahaman pengusaha
akan
teknologi yang berkembang dan tersedia di pasar.
Pasar
Permasalahan
utama yang dihadapi oleh UKM adalah terbatasnya pasar yang
dapat
ditembus. Kondisi ini terlihat dari ruang pasar yang dimasuki oleh produkproduk
UKM
pada umumnya adalah pasar lokal dan sangat sedikit yang mampu
menembus
pasar global. Situasi ini disebabkan terbatasnya media yang dapat
dijadikan
sebagai media pemasaran. Metoda yang paling banyak digunakan adalah
membuat
iklan pada media massa dan brosur-brosur yang disebarkan langsung
kepada
konsumen. Metoda ini sangat tidak efisien dan efektif. Disamping itu, metoda
ini
hanya mampu menjangkau jumlah konsumen potensial yang sangat terbatas.
Informasi
Disamping
permasalahan pemasaran, faktor lain yang dirasakan oleh pengusaha
UKM
adalah lemahnya informasi perihal keinginan konsumen (Customer needs).
Hal
ini mengakibatkan sulitnya desain produk yang sesuai dengan keinginan
konsumen
dan tidak diketahuinya kemampuan daya beli konsumen. Kelemahan
akan
informasi bagi UKM menimbulkan berbagai dampak diantaranya (1) Pasar
potensial
yang sangat terbatas, (2) Produk yang dihasilkan kurang diminati
konsumen
karena tidak diketahuinya keinginan dari konsumen yang sesungguhnya.,
(3)
Produk yang dihasilkan tidak laku karena tidak diketahuinya kemampuan daya
beli
masyarakat.
Disamping
itu, usaha masa depan yang eksis dalam kompetisi global memiliki
karakteristis
sebagai berikut : (1) Usaha berbasis pengetahuan dan informasi, (2)
Produk
dan pelayanan yang inovatif (3) Pengetahuan sebagai aset strategis dan
produktif,
(4) Kompetisi berbasis waktu dan (5) Umur produk yang semakin singkat.
Karakteristik
di atas memberi makna bahwa perlunya UKM melakukan upaya
menghimpun
informasi yang mampu menjangkau informasi pasar. Metoda yang
efektif
untuk menjangkau konsumen potensial dalam jumlah yang sangat besar
adalah
menggunakan teknologi komputer dengan menggunakan internet. Dengan
menerapkan
e-commerce akan mampu menjangkau konsumen global dalam waktu
singkat
dan dana yang tidak terlalu besar.
Upaya
yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan informasi bagi UMK
meliputi
: (1) Pembangunan Sistem Informasi Teknologi Informasi (SITI) UKM. Sistem
ini
memuat informasi pasar potensial, produksi UKMK, dan sumber bahan baku.,
(2)
Peningkatan peran serta dunia usaha/masyarakat sebagai penyedia jasa layanan
dari
berbagai wilayah Indonesia, Regional maupun Internasional, (2) Mendorong
bertumbuh
kembangnya usaha-usaha pemasaran hasil UKMK dengan dukungan
kemudahan
administrasi, permodalan dan pembinaan., (3) Menjalin kemitraan UKMK
dengan
perusahaan yang sama diberbagai daerah di Propinsi Sumatera Utara., (4)
Membantu
UKM yang terdapat di Propinsi Sumatera Utara dalam menjalin kemitraan
dengan
perusahaan yang sama di wilayah lain di Indonesia dan di luar negeri,
mendukung
kegiatan promosi di pusat-pusat pasar di Indonesia dan di Luar negeri
dan
membentuk pusat pemasaran terpadu (integrated market) untuk hasil UKMK.
Faktor
Ekternal yang berkaitan dengan kondisi pertumbuhan penduduk merupakan
salah
satu faktor yang mendukung bagi usaha kecil (56.99%), karena dengan
pertumbuhan
penduduk yang meningkat dengan sendirinya permintaan akan produkproduk
yang
dihasilkan tentu akan meningkat. Pertumbuhan ekonomi masyarakat
yang
bagus akan mempengaruhi perkembangan usaha kecil (58.42%). Semakin
tinggi
pertumbuhan ekonomi masyarakat maka peluang untuk menjangkau hargaharga
produk
yang ditawarkan oleh pengusaha akan semakin mudah, dengan
sendirinya
hal ini akan dapat meningkatkan volume penjualan.
Dukungan
pemerintah bagi usaha kecil sangat diperlukan (51.97%). Dukungan
pemerintah
dapat berupa bantuan penyediaan modal, maupun sebagai mitra
khususnya
pemberian penyuluhan-penyuluhan atau bimbingan-bimbingan dari
instansi-instansi
terkait.
Sosial
budaya masyarakat yang bagus akan mempengaruhi perkembangan usaha
kecil
(54.48%). Semakin tinggi sosial budaya masyarakat maka semakin tinggi
kebutuhan
hidup yang diperlukan. Salah satu kebutuhan yang dimaksud adalah
kebutuhan
akan sandang dan pangan, dimana penyedia akan kebutuhan-kebutuhan
ini
salah satunya adalah usaha kecil.
Daerah
pemasaran akan produk-produk yang dihasilkan harus perlu dipertimbangkan
oleh
pihak pengusaha (55.68%). Karena tujuan akhir dari produksi adalah
pemasaran.
Semakin luas daerah pemasaran, maka akan semakin menambah
keuntungan
bagi pengusaha dari hasil penjualan, bila perlu dilakukan perluasan
daerah
pemasaran hingga keluar negeri.
Permintaan
akan suatu produk disebabkan oleh berbagai hal (52.61%), salah
satunya
adalah karena konsumen puas dan bangga akan sesuatu produk yang
telah
dipakainya. Pihak pengusaha perlu mempertahankan agar produk-produk
yang
dihasilkan tetap disukai oleh masyarakat sebagai konsumen, dengan
sendirinya
permintaan pun akan tetap meningkat
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari
hasil kajian diatas, ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Faktor-faktor yang mempengaruhi usaha kecil dan menengah di Propinsi
Sumatera
Utara meliputi : pengadaan bahan baku, peningkatan skill tenaga
kerja,
stabilitas harga asset, jumlah produksi dan lama berusaha.
2.
Mengingat begitu pentingnya peranan dan pengaruh sektor basis (eksport)
terhadap
pembangunan wilayah, maka untuk meningkatkan pengembangan
usaha
kecil dan menengah di Propinsi Sumatera Utara, perlu perhatian pihak
dan
instansi terkait dalam hal penyediaan dana dan bantuan permodalan
atau
kredit dengan syarat tingkat bunga yang relatif rendah.
3.
Perlu ditingkatkan pemberian latihan dan penyuluhan terhadap pengusaha
dan
pengrajin usaha kecil dan menengah baik secara langsung maupun tidak
langsung
terutama yang berkenaan dengan pengelolaan perusahaan,
pemasaran
dan kualitas produk yang dihasilkan, serta melakukan kerjasama
dalam
pola hubungan bapak angkat guna menampung dan mencarikan
peluang
besar serta menyalurkan produk-produk usaha kecil dan menengah
tersebut.
4.
Melihat banyaknya jenis usaha kecil, maka untuk pengembangannya perlu
dilakukan
secara selektif yaitu berdasarkan keunggulan komparatif wilayah
yang
tergolong kepada sektor basis yaitu jenis usaha yang lebih banyak
memberikan
sumbangan pendapatan terhadap pengembangan wilayah
Propinsi
Sumatera Utara, dalam hal ini perlu disarankan untuk membenahi
dan
meningkatkan sarana dan prasarana serta mengembangkan sentra-sentra
UKM
di Propinsi Sumatera Utara.
5.
Perlu didirikan suatu pasar khusus untuk menampung hasil-hasil komoditi
UKM
di Propinsi Sumatera Utara agar pemasaran hasil-hasil UKM tersebut
dapat
segera diketahui dan dikenal oleh masyarakat setempat dan masyarakat
luar.
Dengan demikian dapat diperoleh pendapatan yang lebih besar.
6.
Hal-hal yang diperlukan dalam pengembangan UKM Propinsi Sumatera Utara,
yakni
agar Pemda Propinsi Sumatera Utara :
(1)
memberikan program khusus dalam rangka pengembangan usaha kecil.
(2)
membentuk sentra-sentra pengembangan UKM.
(3)
melakukan kajian yang lebih mendalam tentang program-program
pengembangan
UKM
(4)
membuat Program Peningkatan Akses kepada Sumber Daya Produktif
(5)
membuat program Pembangunan Kewirausahaan dan PKMK
(6)
membuat program Pemasaran dan Pengembangan Pusat Informasi,
(7)
pengendalian Harga Pasar dan Pengembangan Informasi Komoditi.
(8)
Program Promosi dan Pemasaran,
(9)
Program Pengembangan Usaha dengan Prioritas Usaha Kecil dan
Kerajinan
Rakyat/Rumah Tangga (Home Industry) dengan Berbasis
Ekonomi
Kerakyatan.
(10)
Usaha Penunjang sesuai Kebutuhan Propinsi Sumatera Utara dan untuk
Kebutuhan
Ekspor melalui Penggunaan Bahan-bahan Lokal Setempat
(11)
Program Pengembangan Sistem Kemitraan Usaha untuk Meningkatkan
Produktivitas
Efisiensi Kerja.
(12)
Program Peningkatan Kualitas Produksi.
(13)
Program Peningkatan Peran Lembaga-lembaga dan Balai-balai Pengujian
Mutu
(14)
Program Mendorong Tumbuh dan Berkembangnya Pranata-pranata yang
mendukung
pemantapan Pemasaran Produk-produk Lokal seperti .Trading
House..
0 komentar:
Posting Komentar