|
|
PENGARUH KEPERIBADIAN DAN
KEWIBAWAAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SD. NEGERI NO. 38
PA’RASANGAN BERU
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Tantangan
dunia pendidikan pada zaman sekarang ini adalah tantangan bagi guru dalam
berhubungan dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Di sini guru diharapkan
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hasrat ingin tahu, dan minat yang
kuat pada siswanya unruk mengikuti pelajaran di sekolah dan partisipasi aktif
di dalamnya.
|
Untuk
itu, menegakkan kepribadian dan kewibawaan yang positif merupakan hal yang
sangat penting, sebab dengan kepribadian dan kewibaan guru yang dimiliki dapat
diketahui seberapa besar kesadaran akan melaksanakan tugas sebagai pendidik.
Dengan
kepribadian dan kewibawaan yang dimiliki guru dalam mengajar guru, proses
pembelajaran akan terlaksana secara efektif dan efisien. Keberhasilan siswa
belajar itu tidak terlepas dari keberhasilan dalam proses belajar mengajar yang
kemungkinan besar dipengaruhi oleh kepribadian dan wibawa guru. Sekarang ini,
guru di sekolah dituntut menjadi panutan yang baik bagi siswanya, atau ai harus
dapat memberikan contoh tauladan ketika mengajar, sebagai cerminan bagi
siswanya bagaimana berperilaku yang baik. Ketika guru bertindak, siswa selalu
berpatokan pada sikap atau perilaku yang ditampilkan guru, bias disimpulkan
bahwa keperibadian dan wibawa dapat memotivasi siswa untuk belajar, karena
biasahnya siswa akan mengikuti perilaku gurunya.
Keperibadian
adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru
sebagai pengembang sumber daya manusia, maka setiap guru sangat diharapkan memahami
bagaimana karakteristik (cirri khas) kepribadian dirinya yang diperlukan
sebagai panutan para siswa.
Dengan
kepribadian dan kewibawaan yang dimiliki guru, maka diharapkan semua kegiatan
yang dilaksanakan sehari-hari dapat membuahkan hasil yang baik sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan dalam hal ini adanya peningkatan prestasi belajar.
Apa yang diuraikan secara teoritis di ataas belum
sepenuhnya tercermin pada sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian.
Berdasarkan pengamatan penulis di Sekolah SD Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru.
Guru belum sepenuhnya mencermunkan kepribadian dan pembawaan yang dapat membawa
peningkatan prestasi belajar siswa. Dalam hal ini: dating tepat waktu, akhlak
berpakaian dan penampilan serta mentaati peraturan yang ada di sekolah.
Maka
berdasarkan masalah di atas, penulis merasa terdorong untuk mengkaji dan menteliti
lebih lanjut dalam bentuk skripsi yang berjudul Pengaruh Kepribadian dan
Kewibawaan Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SD. Negeri No. 38
Pa’rasangan Beru.
B.
Rumusan
Masalah
Mengacu
dari latar belakang di atas, maka permasalahn pokok yang dapat penulis angkat
dalam pembahasan adalah:
1. Bagaimana
bentuk kepribadian dan kewibawaan guru dalam peningkatan prestasi belajar siswa
di SD. Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru?
2. Faktor-faktor
apakah menjadi tantangan dan peluang dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
di SD. Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru?
3. Usaha-usaha
apa yang dilakukan dalam mengatasi tantangan dalam peningkatan prestasi belajar
siswa di SD. Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru?
C.
Tujuan
Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Untuk
mengetahui bagaimana bentuk kepribadian dan kewibawaan guru dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa di SD. Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru.
2. Untuk
mengetahui Faktor-faktor apakah menjadi tantangan dan peluang dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa di SD. Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru
3. Untuk
mengetahui usaha-usaha apa yang dilakukan dalam mengatasi tantangan dalam
peningkatan prestasi belajar siswa di SD. Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru.
D.
Manfaat
Penelitian
1. Hasil
penelitian ini diharapakan menjadi
referensi bagi peneliti selanjutnya khususnya calon peneliti yang akan mengkaji
tentang kepribadian dan kewibawaan guru dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa di SD. Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru.
2. Hasil
penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi bagi praktisi pendidikan
dalam upaya meningkatkan kinerja guru dalam peningkatan prestasi belajar siswa.
|
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kepribadian
dan Kewibawaan Guru
1. Kepribadian
Guru
Riduan,
(2010:194) mengungkapkan bahawa, kepribadian adalah sifat hakiki individu yang
tercermin pada sikap dan perbuatan yang membedakan dirinya dengan orang lain.
Zakiah
Darajat, (1999:16), menyatakan bahwa:
“faktor penting bagi seorang guru adalah
kepribadiannya dan kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi
pendidik dan Pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah menjadi perusak dan
penghancur bagi hari depan anak didik, terutama bagia anak didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan
mereka mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).
Al-
Gazali dalam Zainuddin (1991:56-57): mengungkapkan bahwa:
Melukiskan betapa pentingnya pendidikan
bagi guru. “seorang guru yang mengamalkan ilmunya lalu perkataannya tidal
membohongi perbuatannya. Karena sesungguhnya itu ilmu itu dapat dilihat dengan
kata hati, sedangkan perbuatan dapat dilihat dengan mata kepala. Padahl yang
mempunyai kepala adalah lebih banya”.
Zakiyah
Daradjat, (1999:44), merumuskan persyaratan kepribadian bagi seorang guru
sebagai berikut:
“Suka bekerjasama dengan demokratis,
penyayang, menghargai kepribadian anak didik, sabar, memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman yang bermacam-macam, menyenangkan, dan berkelakuan
baik, adil dan tidak memihak, toleran, mantap, dan stabil, ada perhatian
terhadap persoalan anak didik, lincah mampu memuji perbuatan baik dan
menghargai anak didik cukup dalama pengajaran, serta mampu memimpin secara
baik.
Sebagaiman
firman Allah dalam surah Al –An’am (6):162:
Terjemahnya:
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku,
inbadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
(Departeman Agama RI, 2006: )
|
Islam
mencakup pengembangan kepribadian muslim yang bersifat menyeluruh secara
harmonis berdasarkan potensi psikologis dan fisiologis (jasmani) manusia yang
mengacu kepada keimanan dan sekaligus berilmu pengetahuan secara
berkeseimbangan sehingga terbentuklah manusia muslim yang paling sempurna yang
berjiwa tawakkal (menyerahkan) secara total kepada Alla SWT.
Zakiyah
Daradjat, (2008:263-264), mengemukakan pula bahwa, pada dasarnya guru harus
memiliki kompetensi kepribadian sebab, setiap guru memiliki kepribadiannya
sendiri-sendiri yang unik. Tidak ada guru yang sama, walaupun mereka sama-sama
memiliki kepridbadian keguruan. Jadi pribadi keguruan “unik” pula, dan perlu
pengembangan secara terus menerus agar guru itu terampil dalam:
a) Mengenal
dan mengakui harkat dan potensi dari setiap individu atau murid yang diajar.
b) Membina
suatu suasana sosial yang meliputi interaksi belajar mengajar sehingga amat
bersifat menunjang secara moral (batiniah) terhadap murid bagi terciptanya
kesepahaman dan kesamaan arah dalam pikiran serta perbuatan murid dan guru.
c) Membina
suasana saling menghormati, saling bertanggung jawab dan saling mempercayai
antara murid dan guru.
Muhibbin
Syah, (1996:227), mengungkapkan karakteristik kepribadian guru adalah:
Ciri-ciri prilaku psikofisik atau rohani
jasmani yang kompleks dari individu, sehingga tampak dalam tingkah lakunya yang
khas. Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia, maka setiap guru sangat
diharapkan memahami bagaimana karakteristik (cirri khas) kepribadian dirinya
yang diperlukan sebagai panutan para siswa.
Sedangaka
Oemar Hamalik (2000:34) menyatakan bahwa:
“Kepribadian guru mempunyai pengaruh
langsung dan kumulatif terhadap hidup dan kebiasaan-kebiasaan belajar para
siswa.” Yang dimaksud kepribadian di sini meliputi: pengetahuan, keterampilan,
idial, sikap dan juga persepsi yang dimiliki guru tentang orang lain.
Lebih
lanjut, Hamalik mengungkapkan sejumlah karakteristik guru yang disenangi siswa
adalah:
a.
Demokratis
b.
Suku
bekerjasama (kooferatif)
c.
Baik
hati
d.
Sabar
e.
Adil
f.
Konsisten
g.
Bersifat
terbuka
h.
Suka
menolong
i.
Ramah
tamah
j.
Menguasai
bahan pelajaran
k.
Menaruh
minat yang baik terhadap siswa.
Wijaya
(1994:34) menyatakan bahwa,
“keberhasilan seorang guru dalam PBM
harus didukung dengan kemampuan pribadi dalam hal ini berdisiplin dalam
melaksanakan tugasnya”.
Demi
tertanamnya kepribadian dan kewibawaan guru dalam menjalankan profesinya
tertentu harus ditopang dengan budaya disiplin. Menurut Suharsini Arikunto,
(1990:144), mengemukakan bahwa disiplin adalah menunjuk kepada kepatuhan
seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh
adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.
Sedangkan
menurut Keith Davis dalam R.A Santoso Sastro Poetro, (1990:288) mengungkapkan
bahwa disiplin adalah suatu pengawasan terhadap diri pribadi untuk memnuhghi
persyaratan yang telah ditentukan oleh pimpinan untuk melaksanakan segala
sesuatu yang telah disetujui/diterima
sebagai suatu tanggungjawab.
Selanjutnya
pengertian disiplin lainnya yang dikemukakan oleh Bedjo Siswanto, (1989:27)
menjelaskan bahwa disiplin adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh
dan taat terhadap peraturan-peraturan yan g berlaku baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis. Serta sanggup menjelaskannya dan tidak mengelak untuk
menerima sangsi-sangsinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang
dikaitkan kepadanya.
Sesuai
dengan perintah Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nisa (4):59:
Terjemahannya:
“Hai orang-orang yang beriman, ta’ati
Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu…(Departeman Agama
RI, 2009:128)
Berdasarkan
peryataan tersebut kiranya jelas bahwa disiplin adalah suatu keadaan atau
kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan baik itu tertulis
maupun tidak tertulis yang dilakukan dengan senang hati, suka rela dan tanggung
jawab berdasarkan kesadaran yang tumbuh dalam diri seseorang, serta tiada suatu
pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung, selama
peraturan itu tidak melanggar norma-norma agama.
Berdasaran
pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan, disiplin guru adalah suatu
keadaan tertib dan teratur yang diupayakan oleh guru dalam melakukan tugasnya
di sekolah yaitu mentaati peraturan yang ada dengansenang hati, tanpa ada
penggaran yang merugikan baik secara langsung terhadap diri sendiri maupun
sesama teman dan juga terhadap lembaga atau sekolah.
2.
Kewibaan Guru
Cece Wijaya, (1992: 23)
mengemukakan bahwa, guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus betul-betul membawa siswanya kepada
tujuan yang ingin dicapai. Guru harus mampu mempengaruhi siswanya. Guru harus
berpandangan luas dan kriteria bagi guru adalah harus memiliki kewibawaan.
Kewibawaan adalah sesuatu yang
sangat penting untuk dimiliki seorang guru. Guru yang mempunyai kewibawaan
berarti mempunyai kesungguhan, suatu kekuatan, sesuatu yang dapat memberikan
kesan dan pengaruh.
Jadi, yang terpenting dadalah
seorang guru harus memiliki dan menghiasi dirinya dengan akhlak yang terpuji (al-Akhlaq al-mahmuda)sekaligus
menghindari akhlak yang tercela (akhlak mazmumah). Seorang guru senantiasa menghiasi
dirinya dengan akhlak yang mulia yang terpuji, hamper dapat dipastikan semua
guru yang merupakan anak didiknya akan merasa senang kepadanya.dan
menghormatinya, sebaliknya jika seorang guru berakhlak tercela, maka peserta
didiknya akan merasa benci kepadanya dan menjauhinya bahkan mungkin saja
menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya semacam penyakit kejiwaan
(sindrom) di kalangan peserta didiknya yang disebut fobi sekolah.
Kaitannya dengan diatas, Zakiah
Daradjat, (2003: 77) menyebutkan sejumlah akhlak yang harusnya dimiliki seorang
guru, misalnya mencintai jabatannya sebagai guru, bersikap adil terhadap semua
peserta didik, berlaku sabar dan tenang, bergembira, bersifat manusiawi,
bekerja sama dengan guru-guru lain dan masyarakat. Akhlak guru yang dikemukakan
ini adalah semacam kode etik para guru Indonesia antara lain:
a. Guru
berbakti membimbing siswa untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang
berjiwa pancasila.
b. Guru
memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.
c. Guru
berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.
d. Guru
menciptakan suasana sekolah sebaik baiknya yang menunjang berhasilnya proses
belajar mengajar.
e. Guru
memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk
membina peran serta rasa tanggung jawab terhadap pendidikan.
f. Guru
secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.
g. Guru
memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan social.
h. Guru
secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai
sarana perjuangan dan pengabdian.
i.
Guru melaksanakan sebagai kebijakan
pemerintah dalam bidang pendidikan.
Dapatlah
dirumuskan bahwa guru sebagai pendidik disamping harus mampu mentransfer
ilmunya kepada peserta didik yang dihadapinya, ia juga harus memiliki kode etik
dalam bersikap dan bertindak dalam menjalankan amanah dan tanggung jawab.
B.
Prestasi
Belajar Siswa
Dalam belajar seseorang harus memperoleh suatu
pengalaman baru sebagai hasil belajarnya. Pengalaman baru sebagai hasil
belajarnya. Pengalaman yang baru yang diperoleh melalui prestasi belajarnya.
Pengalaman yang baru diperoleh melalui prestasi belajar berupa pengetahuan,
keterampilan, serta sikap atau tindakan.
Seorang guru yang profesional akan kreatif
selalu ingin agar para anak didiknya dapat memperoleh hasil belajar yang
tinggi. Keberhasilan seorang guru dalam menunaikan tugasnya, dapat dilihat dari
hasil belajar yang dicapai oleh anak didiknya. Tingkat keberhasilan itulah yang
disebut prestasi belajar.
W.S.
Winkel, (2002:22), mengemukakan bahwa: Belajar adalah mendekatkan
keterampilan-keterampilan diri pribadi, termasuk memajukan diri dan tidak
melakukan hal-hal yang tidak baik yang pernah dilakukan orang sebelumnya. Dalam
arti kata yang lebih khusus lagi, mempelajari sesuatu itu diikuti dengan suatu
perubahan dalam tingkah laku, berpikir atau berperasaan.
Menurut
Nana Sudjana, (1992: 13) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang
dicapai oleh siswa sebagai hasil pengalamannya dengan aspek kognitif dan
psikomotorik dengan menggunkan alat ukur.
Sedangkan
S. Nasution, (1996: 17) prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai
seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan
sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Slameto,
(2010: 27-28) mengungkapkan beberapa prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:
1. Berdasarkan
prasyarat yang diperlukan untuk belajar
a. Dalam
belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkat minat dan
bimbingan untuk mencapai tujuan instruksional;
b. Belajar
harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk
mencapai tujuan intruksional;
c. Belajar
perlu lingkungan yang menetang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya
bereksplorasi dan belajar dengan efektif;
d. Belajar
perlu ada instruksi siswa dengan lingkungannya.
2. Sesuai
hakikat belajar
a. Belajar
itu proses kontiyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya;
b. Belajar
adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;
c. Belajar
adalah proses kontinguistas (hubungan antara pengertian yang lain) sehingga
mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan
response yang diarapkan.
3. Sesuai
materi/bahan yang harus dipelajari
a. Belajar
bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang
sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya;
b. Belajar
harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional
yang dicapainya.
4. Syarat
keberhasilan belajar
a. Belajar
memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang;
b. Repestisi,
dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.
Dengan
demikian, setiap orang yang mengikuti proses belajar mengajar akan menapakan
adanya perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan ke taraf yang lebih baik
atau taraf yang lebih tinggi dari taraf semula. Dalam hal ini taraf atau
tingkat perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan itulah yang merupakan
produk belajar.
Jadi,
untuk mengetahui prestasi belajar sesorang siswa, terlebih dahulu diperlukan
proses penilaian atau pengukuran melalui kegiatan evaluasi. Alat evaluasi dalam
mengukur prestasi belajar adalah suatu tes yang susun dengan baik supaya
hasilnya benar-benar dapat mengukur kemampuan seseorang siswa.
Prestasi
belajar tidak akan diperoleh atau dihasilkan selam seseorang tidak melakukan
kegiatan. Untuk memperoleh suatu hasil yang maksimal tentu membutuhkan
perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi.
Ada
dua faktor yang mempenagaruhi prestasi belajar siswa yaitu:
1. Faktor
Internal
Faktor
internal adalah faktor yang mempengaruhisiswa dalam belajar yang bersumber dari
dalam individu siswa yang belajar. Komponen utama yang terdapat pada diri
seseorang siswa adalah fisik dan psikis. Kedua komponen ini saling mempengaruhi
dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
a. Faktor
Fisik
Siti Rahayu Haditomo,
(2009:9) mengemukan bahwa:
“Anakyang tidak sehat
badannya tidak dapat belajar dengan baik. Karena merasakan sakit itu, maka
konsentrasinya terganggu, bahkan pelajaran sukar masuk”.
Sedangkan Slameto,
(2010:54) mengungkapkan bahwa:
Proses belajar seseorang akan terganggu
jika kesehatan terganggu, selai itu ia juga cepat lelah, kurang bersemangat,
ngantuk dan badan menjadi lemas. Agar seseorang belajar dengan baik haruslah
mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan selalu mengidahkan
ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, olahraga,
rekreasi, dan ibadah.
Oleh
karena itu kesehatan anak perlu mendapatkan perhatian dari orang tua, demi
untuk memelihara dan meningkatkan prestasi belajar yang mungkin dicapai oleh
siswa. Dan untuk menjaga kesehatan anak, maka nilai gizi senantiasa mendapat
perhatian, dan memelihara secara teratur. Kesehatan yang selalu tergantung
menyebabkan anak tidak dapat berjalan dengan teratur sehingga prestasi
belajarnya tidak setabil, bahkan bisa menurun secara drastis.
b. Faktor
Psikis
Sebagaiman
halnya dengan faktor fisik, maka faktor psikis pun amat besar pengaruhnya dalam
hal belajar. Siswa yang hendak belajar harus mempunyai motif belajar yang kuat untuk membangkitkan dan
mengarahkan kelakuan atau tindakan belajarnya agar suapaya mereka dapat
memperoleh prestasi belajar yang memadai.
Mustaqin, (2010: 63) adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu:
1.
Kemampuan
pembawaan
2.
Kondisi
fisik orang yang belajar
3.
Kondisi
psikis anak
4.
Kemauan
belajar
5.
Sikap
terhadap guru mata pelajarn dan
6.
Adanya
bimbingan
2. Faktor
Eskternal
Faktor
eksternal adalah faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajar yang bersumber
dari luar individu yang belajar, yang meliputi alat dan bahan pelajaran, tempat
belajar, suasana rumah dan lingkungan luar, dan lain sebagainya.
a. Pengruh
alat dan bahan pelajaran
Alat
dan bahan pelajaran sangat penting dalam proses belajar. Alat yang di sini yang
dimaksudkan adalah alat tulis menulis seperti: pulpen/pensil, tinta, kertas,
penggaris, nontes, buku tulis dan sebaginya. Demikian pula perabotan belajar
seperti: meja, rak buku, dan buku-buku termasuk alat dan bahan belajar.
b. Waktu
dan tempat belajar
Waktu
yang memadai memungkinkan kesempatan belajar yang bayak. Akan tetapi tidak
semua yang mempunyai kesempatan dapat menggunakan secara baik bahkan mungkin
dapat disalah gunakan. Hal seperti ini tergantung kepada kemampuan membagi,
mengatur, dan menggunakan waktu secara efektif dan efisien. Pembagian waktu
sering tersusun secara cermat, dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang
diperlukan.
Waktu
belajar sebaiknya tidak lam tetapi dibiasahkan di setiap waktu-waktu luang.
Berencana yang terencana memihara tempat dan perlengkapan yang memadai. Tempat
belajar merupakan syarat utama yang efektif dalam belajar. Tempat belajar yang
memenuhi syarat seperti: bebas dari gangguan dan keributan, ventilasi udara,
penerangan dan kelengkapan lainnya. Sedangkan kelengkapan yang dibutuhkan dalam
belajar antara lain buku, tas, meja, kursi, rak-rak dan sebagainya. Selain dari
kelengkapan tempat belajar perlu diperhatiakn kondisi-kondisi lainnya seperti
kebersihan, ukuran ruangan, tempatdan alat secukupnya, keadaan udara segar, bau
yang menyenangkan dan sebagainya.
c. Lingkungan
belajar
1) Keluarga
Keluarga sebagai lingkungan yang pertama dan utama dari individu. Keuarga
merupakan peletak dasar pendidikan dalam membentuk nilai-nilai dari kepribadian anak sejak kecil sampai pada
usia 7 tahun
M.S Hadisubrata, (1994;29),
mengungkapkan bahwa:
Kehidupan anak sama sekali
tergantung pada orang tuanya,lebih-lebih pada masa awal kehidupannya. Demikian
pula perkembangan intelegensinya,sangat
tergantung pada orang tuanya.anak-anak akan mengalami sesuatu yang baru, kalau
orang tua tidak mengaturnya, dia tidak akan pergi kemana-mana, kalau orang tua tidak mengajaknya. Mengigat
betapa pentinya peranan orang tua bagi perkembangan anaknya,maka sebagai orang
tua harus menyadari tugas-tugas pokok
dalam hal ini, yaitu sebagai pendamping dan sebagai guru.
Abdullah
Nashin ulwan, (1981;24), mengunkapkan pula bahwa:
Keluarga
merupakan unit kecil yang memberikan pondasi primer bagi perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar, ikut
memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik struktur keluarga dan
masyarakat sekitar memberikan perubahan baik atau buruk terhadap pertumbuhan
kepribadian anak.
2).sekolah
Seperti telah diketahui bahwa
sekolah adalah lembaga pendidikan
formal, tempat membimbing dan membina siswa. Kerkadang apa yang
diharapkan dalam pembinaan dalan proses
belajar anak didik terkadang terkendala dan sulit untuk belajar dengan efektif
disebabkan kurangnya sarana dan prasarana sekolah, baik yang berbentuk fisik
maupun yang berbentuk nonfisik berupa gedung dan perabot-perabotnya dan kondisi
libgkungan sekitarnya seperti: kebersihan, keadaaansuhu udara,penerangan dan sebagaianya
Slameto, (2010;65), mengungkapkan
bahwa:
Faktor sekolah
yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum,relasi guru
dengan siswa,disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,stabdar pelajaran,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
3).
Masyarakat
Lingkungan ini tidak kalah pentingnya dengan
kedua lingkungan telah dijelaskan di atas. Lingkungan masyarakat seperti media
massa, kelompok organisasi social dan
nilai-nilai agama.
Dengan melalui pembahasan di atas,
penulis dapat menyimpulkan bahwa factor internal dan eksternal dapat memberi
pengaruh yang positif terhadap anak/siswa seehinggah dapat belajar dengan
sebaik-baiknya untuk meraih prestasi.
|
METODE
PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian
ini menggunakan jenis penilitian deskriftif kualitatif, yaitu peneliti berusaha memberikan deskriftif atau
gambaran tentang pengaruh kepribadian dan kewibawaan Guru terhadap prestsi
belajar siswa di SD Negeri no 38 Pa’rasangan.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi
penelitian ini berrempat di SD Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru dan objek
penelitian adalah guru dan siswa SD Negri No.38 Pa’rasangan Beru.
C. Variabel Penelitian
Adapun variable dalam penelitian ini yakni:
1.
Kepribadian dan Kewibawaan Guru sebagai variable bebas (independent variable)
2.
Prestasi Belajar Siswa siswa sebagai
variable terikat (dependent variable)
D. Defenisi Operasional Variabel
Adapun defenisi
operasional variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kepribadian
adalah Guru sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya
yang membedakan dirinya dari yang lain. Sedangkan kewibawaan
adalah suatu penampilan,
kesungguhan, sesuatu yang dapat memberikan kesan dan pengaruh.
2. Prestasi
belajar siswa adalah hasil yang dicapai
oleh siswa sebagai hasil pengalamanya dengan asfek kognetif,efektif dan
psikomotorik dengan menggunkan alat ukur.
|
E. Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi
harus memenuhi syarat yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi
penelitian di tetapkan dengan maksud agar penelotian dapat di lakukan sesuai dengan kasus penelitian.
Suharsimi
Arikunto, (1993;102), mengemukakan bahwa populasi adalah
“Keseluruhan obyek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua alemen yang ada dalm wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Studi atau penelitiannya juga di sebut studi populasi atau
studi sensus.
Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah semua guru SD Negri No.38 pa’rasangan
Beru. Hal ini dapat dituangkan kedalam
bentuk table berikut ini
Tabel
Keadaan
Populasi Guru
No
|
Nama
Guru
|
Status
|
Jabatan
|
Alamat
|
1
|
H.Rajamuddin,A.Ma
|
PNS
|
Kep.sek
|
Pa’rasangan Beru
|
2
|
H.Baktiar,s.A,Ma
|
PNS
|
Kls
II
|
Bisara
|
3
|
H.tajuddin,S.Pd
|
PNS
|
Kls
III
|
Bontociniayo
|
4
|
Hj.Satriani,S.Pd
|
PNS
|
Kls
VI
|
Kunjung
|
5
|
Salassa,S.Pd
|
PNS
|
Kls
I dan II Guru agama
|
Bulukunyi
|
6
|
Syaifullah,A.Ma
|
PNS
|
Kls
IV
|
Bontowa
|
7
|
Rusnah,A.Ma
|
PNS
|
Kls
V
|
Bontowa
|
8
|
Abd. Rajab,S.Pd
|
PNS
|
Kls
I dan VI Guru olahraga
|
Tana Bangka
|
9
|
Syarifuddin
|
GTT
|
1
|
Pa’rasangan Beru
|
10
|
Supiati,A.Ma
|
GTT
|
Kls
IV dan VI Guru Agama
|
Pa’rasangan Beru
|
11
|
Srukiah,A.Ma
|
GTT
|
|
Sorobaya
|
12
|
Hatijah,A.Ma
|
GTT
|
|
Masaleh
|
13
|
Sri Wahyuni,A.Ma
|
GTT
|
|
Pa’rasangan Beru
|
Sumber data: sekolah dasar Negri No.38 Pa’rasangan
Beru 2011
2.Sampel
Untuk menentukan sampel dalam
penelitian ini digunakan tehnik “total sampling”, yaitu keseluruhan populasi di
ambil sebagai sampel sebanyak 13 orang.mengigat jumlah populasi sangant kecil
atau sedikit hal ini dapat dilihat pada table berikut:
Tabel
Keadaan
populasi Guru
No
|
Nama
Guru
|
Status
|
Jabatan
|
Alamat
|
1
|
H.Rajamuddin,A.Ma
|
PNS
|
Kep.sek
|
Pa’rasangan Beru
|
2
|
H.Baktiar,s.A,Ma
|
PNS
|
Kls
II
|
Bisara
|
3
|
H.tajuddin,S.Pd
|
PNS
|
Kls
III
|
Bontociniayo
|
4
|
Hj.Satriani,S.Pd
|
PNS
|
Kls
VI
|
Kunjung
|
5
|
Salassa,S.Pd
|
PNS
|
Kls
I dan II Guru agama
|
Bulukunyi
|
6
|
Syaifullah,A.Ma
|
PNS
|
Kls
IV
|
Bontowa
|
7
|
Rusnah,A.Ma
|
PNS
|
Kls
V
|
Bontowa
|
8
|
Abd. Rajab,S.Pd
|
PNS
|
Kls
I dan VI Guru olahraga
|
Tana Bangka
|
9
|
Syarifuddin
|
GTT
|
1
|
Pa’rasangan Beru
|
10
|
Supiati,A.Ma
|
GTT
|
Kls
IV dan VI Guru Agama
|
Pa’rasangan Beru
|
11
|
Srukiah,A.Ma
|
GTT
|
|
Sorobaya
|
12
|
Hatijah,A.Ma
|
GTT
|
|
Masaleh
|
13
|
Sri Wahyuni,A.Ma
|
GTT
|
|
Pa’rasangan Beru
|
F.
Intrumen Penelitian
Dalam
penelitian studi lapangan ini untuk memperoleh data yang valid maka penulis
mengunakan beberapa instrument penelitian yakni:
1. Pedoman
wawancara, yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi langsung dari sumbernya.
2. Catatan
dokumentasi adalah ditujuhkan untuk
memperoleh data langsung dari tempat
penelitian, peliputi buku-buku yang
relevan,peraturan-peraturan, laporan kegiatan,foto-foto, dokumentasi data yang
relevan penelitian.
3. Pedoman
angket adalah daftar pertanyaan yang di berikan kepada orang lain bersediah
memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna.
G.Tehnik Pengumpulan Data
a.library
Reseach, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan melalui kepustakaan dengan
menggunakan buku-buku yang berhubungan erat dengan pembahasan penulis.
b.field
research yaitu suatu pengumpulan
data berdasarkan penelitian di lapangan
dan untuk melengkapi metode ini maka:
1).Wawancara
Wawancara
adalah tehnik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan
keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhdapan muka dengan
orang yang dapat memberikan keteragan pada peneliti
2).Angket
Angket
adalah tehnik pengumpulan data melalui selebaran kertas yang berisi pertanyaan
yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk
mendapatkan jawaban dan imformasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
3).Dokumentasi
Dokumentasi
adalah mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen dalam bentuk tulisan. Dokumentasi yang dikumpulkan adalah internal
data, yaitu data yang tersedia pada tempat diadakannya penelitian.
H.Tehnik
Analisis Data
Untuk
menganalisis data maka penulis
menggunakan metode sebagai brikut:
1.Metode induktif yaitu tehnik analisis
data melalui penjelasan yang bersifat khusus kemudian menarik kesimpulan secara
umum.
2.Metode Deduktif, yaitu tehnik analisis data melalui penjelasan yang
bersifat umum kemudian menarik kesimpulan secara khusus.
3.Metode Komperatif yaitu menganalisis
data dengan menbandingkan antara satu
pendapat dengan pendapat lain kemudian diinterprestasikan untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
Sebelum mengolah data-data yang
telah dikumpulkan terlebih dahulu di
lakukan pengecekan ulang setelah data yang diperlukan sudah rampung, barulah penulis mengelolahnya
dengan menggunakan statistik yang digunakan. Untuk mengelola data dan
mendeskrifsikan dalam bentuk tampilan
data yang lebih bermakna dan mudah dipahami oleh orang lain melalui
rumus yang digunakan adalah
Keterangan
P:Angka
presentase
F:Frekuensi
yang sedamg dicari presentasinya
N:Jumlah
frekuensi atau banyaknya individu
|
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian
Pengaruh Kepribadian dan Kewibawaan Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SD.
Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru adalah bahwa kepribadian dan kewibawaan guru
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswanya. Sebab dari pribadi dan
kewibawaan yang dimiliki guru baik, bisa membuat siswanya terpacu/termotivasi
dalam belajar. Sebaliknya bila pribadi dan kewibawaan guru buruk maka prestasi
balajar siswa kan menurun sebab siswa tidak termotivasi untuk belajar dan
cenderung tidak menndengarkan apa yang dinasehatkan, perintah atau apa saja
yang diperintahkan oleh gurunya untuk meningkatkan prestasinya.
B.
Saran
Saran-saran yang dapat penulis kemukakan
sehubungan dengan hasil pelitian ini yaitu:
1. Dalam
proses belajar-mengajar guru harus mempunyai kepribadian dan kewibawaan yang
baik agar dapat memotivasi anak didiknya.
2. Dalam
proses belajar mengajar guru harus lebih menguasai materi dan model yang
diterapkan agar aktivitas dan hasil belajar siswa dapat lebih maksimal.
3. Pada
saat proses pembelajaran diharapkan kepada guru untuk lebih mengotrol dan
membimbing siswa dalam mengerjakan tugas mandiri.
4. Diharapkan
pada penelitian selanjutnya agar mengembangkan dan memperlauas hasil penelitian
dengan mengadakan pengkajian lebih lanjut.
|
JADWAL PENELITIAN
No.
|
Jenis
kegiatan
|
WAKTU
|
|||||||||||
Juli
|
Agustus
|
September
|
|||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
||
1
|
Menyusun
Proposal
|
ü
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Menyususn
Pertanyaan/Instumen
|
|
ü
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Menyusun
RPP
|
|
|
ü
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Menvalidasi
Instrumen
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Merancang
Pembelajaran
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Melaksanakan
Pembelajaran
|
|
|
|
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
|
|
|
7
|
Menyusun
Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü
|
ü
|
|
|
8
|
Seminar
Hasil Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü
|
|
9
|
Laporan
Hasil Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü
|
|
Al-qur’an
Arianto,
Suharsimi. 1990. Manajemen Pengajaran
Secara Manusiawi. PT. Rineka Cipta, Jakarta
……….,1993.
Prosedur prenelitian, (Edisi revsi
ii, cet. IX, Rineka Cipta. Jakarta
Daradjat, Zakiyah. 1999. Kepribadian Guru, Bulan bintang. PT Bumi Aksara,Jakarta
……….2003.
Pendidikan islam Dalam Keluarga dan
Sekolah. Ruhama. Jakarta.
……….2008.
Metodik khusus pengajaran Agama Islam.
Cet. IV; Sinar Grafisika offset
Departemen
Agama RI. 2009. Al-Qur’an dan
terjemahannya. Yayasan Penyelenggaraan Penafsiran/ Penterjemahan Al-Qur’an.
Jakarta
Hamalik, Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan mengajar. Sinar
Baru Algesindo, Bandung
Hadisubrata,
M. S. 1994. Meningkatkan Inteligensi Anak
Balita. (Cet. III, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta
Haditomo, Siti rahayu. 1992. Kesukaran-Kesukaran dalam Belajar.
Yokyakarta;Yanyan Penerbit Fakultas UGM.
NAsution. 2003. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bumi Aksara. Jakarta
……….1996.
Didakti Asas-Asas Mengajar. Bumi
Aksara. Jakarta
|
Poetro,
R.A. Santoso Sastro . 1989. Partisipasi,
Komunikasi, Presuasi dan Disiplin dalam pembangunan Nasional. Bandung
Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian. Cet . VI:
Alfabeta. Bandung
Siswanto, Bedjo. Manajemen
tenaga kerja, tenaga kerja. Bandung: Sinar Baru. 1989.
Slameto. 2008. Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhi.
PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Syah,
Muhibin, 1996. Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru :PT. Remaja Rosda Karya ,Bandung
Sujana, Nana. 1992. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar
baru Algesindo, Bandung
Ulwan, Abdullah Nashin.
1981. Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam. Cet III.
Penerbit asy-Syifa : Semarang.
Wijaya,
Cece. 1994. Kemampuan Dasar Guru dalam Islam,
Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
……….
1992. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan
dan Pengajaran. Cet IV: PT. Remaja Rosdakarnya. Bandung
Winkel, W.S. 2002. Paradigma Pendidikan.Cet. II: Remaja
Rosdaskarya. Bandung
Zainuddin. 1991. Seluk
Beluk Pendidikan Al-Hhazali. Cet. I: Bumi Aksara. Jakarta
ISI
Halaman Judul………………………………………………………………………………...i
Daftar
Isi………………………………………………………………………………………ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah……………………………………………………………….1
B.
Rumusan
Masalah……………………………………………………………………..2
C.
Tujuan
Penelitian………………………………………………………………………3
D.
Manfaat
Penelitian……………………………………………………………………..3
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kepribadian dan Kewibawaan
Guru…………………………………………………..4
B.
Prestasi Belajar………………………………………………………………………...9
BAB
III METODE PENELITIAN
A.
Jeneis
Penelitian……………………………………………………………………...16
B.
Lokasi dan Objek
Penelitian………………………………………………………....16
C.
Variabel
penelitian…………………………………………………………………...16
D.
Defenisi Oprasioanal Penelitian……………………………………………………...16
E.
Populasi dan
Sampel…………………………………………………………………16
F.
Instrument
Penelitian…………………………………………………………………19
G.
Teknik Pengumpulan
Data…………………………………………………………...20
H.
Teknik Analisis
Data…………………………………………………………………21
BAB
IV SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan…..…………………………………………………………………………23
B.
Saran …………………………………………………………………………………23
JADWAL
PENELITIAN…………………………………………………………………...24
|
0 komentar:
Posting Komentar