Sabtu, 18 Februari 2012

proposal



 
 

 
PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH KEPERIBADIAN DAN KEWIBAWAAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SD. NEGERI NO. 38 PA’RASANGAN BERU

BAB 1
PENDAHULUAN
A.      Latar  Belakang Masalah
Tantangan dunia pendidikan pada zaman sekarang ini adalah tantangan bagi guru dalam berhubungan dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Di sini guru diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hasrat ingin tahu, dan minat yang kuat pada siswanya unruk mengikuti pelajaran di sekolah dan partisipasi aktif di dalamnya.
1
 
Untuk menjamin terlaksananya dan kelancaran tugas dalam mencapai tujuan sekolah, maka pribadi dan kewibawaan harus tertanan pada diri guru begitu pula dengan kesetiaan dan ketaatan pada peraturan yang berlaku dan sadar akan tanggung jawabnya untuk menyelenggarakan tujuan sekolah. Dengan kata lain kedisiplinan para guru sangat diperlukan dalam meningkatkan tujuan sekolah.
Untuk itu, menegakkan kepribadian dan kewibawaan yang positif merupakan hal yang sangat penting, sebab dengan kepribadian dan kewibaan guru yang dimiliki dapat diketahui seberapa besar kesadaran akan melaksanakan tugas sebagai pendidik.
Dengan kepribadian dan kewibawaan yang dimiliki guru dalam mengajar guru, proses pembelajaran akan terlaksana secara efektif dan efisien. Keberhasilan siswa belajar itu tidak terlepas dari keberhasilan dalam proses belajar mengajar yang kemungkinan besar dipengaruhi oleh kepribadian dan wibawa guru. Sekarang ini, guru di sekolah dituntut menjadi panutan yang baik bagi siswanya, atau ai harus dapat memberikan contoh tauladan ketika mengajar, sebagai cerminan bagi siswanya bagaimana berperilaku yang baik. Ketika guru bertindak, siswa selalu berpatokan pada sikap atau perilaku yang ditampilkan guru, bias disimpulkan bahwa keperibadian dan wibawa dapat memotivasi siswa untuk belajar, karena biasahnya siswa akan mengikuti perilaku gurunya.
Keperibadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia, maka setiap guru sangat diharapkan memahami bagaimana karakteristik (cirri khas) kepribadian dirinya yang diperlukan sebagai panutan para siswa.
Dengan kepribadian dan kewibawaan yang dimiliki guru, maka diharapkan semua kegiatan yang dilaksanakan sehari-hari dapat membuahkan hasil yang baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam hal ini adanya peningkatan prestasi belajar.
Apa  yang diuraikan secara teoritis di ataas belum sepenuhnya tercermin pada sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian. Berdasarkan pengamatan penulis di Sekolah SD Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru. Guru belum sepenuhnya mencermunkan kepribadian dan pembawaan yang dapat membawa peningkatan prestasi belajar siswa. Dalam hal ini: dating tepat waktu, akhlak berpakaian dan penampilan serta mentaati peraturan yang ada di sekolah.
Maka berdasarkan masalah di atas, penulis merasa terdorong untuk mengkaji dan menteliti lebih lanjut dalam bentuk skripsi yang berjudul Pengaruh Kepribadian dan Kewibawaan Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SD. Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru.

B.       Rumusan Masalah
Mengacu dari latar belakang di atas, maka permasalahn pokok yang dapat penulis angkat dalam pembahasan  adalah:
1.    Bagaimana bentuk kepribadian dan kewibawaan guru dalam peningkatan prestasi belajar siswa di SD. Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru?
2.    Faktor-faktor apakah menjadi tantangan dan peluang dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD. Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru?
3.    Usaha-usaha apa yang dilakukan dalam mengatasi tantangan dalam peningkatan prestasi belajar siswa di SD. Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru?
C.      Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1.    Untuk mengetahui bagaimana bentuk kepribadian dan kewibawaan guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD. Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru.
2.    Untuk mengetahui Faktor-faktor apakah menjadi tantangan dan peluang dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD. Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru
3.    Untuk mengetahui usaha-usaha apa yang dilakukan dalam mengatasi tantangan dalam peningkatan prestasi belajar siswa di SD. Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru.

D.      Manfaat  Penelitian
1.    Hasil penelitian ini diharapakan  menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya khususnya calon peneliti yang akan mengkaji tentang kepribadian dan kewibawaan guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD. Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru.
2.    Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi bagi praktisi pendidikan dalam upaya meningkatkan kinerja guru dalam peningkatan prestasi belajar  siswa.







 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.      Kepribadian dan Kewibawaan Guru
1.    Kepribadian Guru
Riduan, (2010:194) mengungkapkan bahawa, kepribadian adalah sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatan yang membedakan dirinya dengan  orang lain.
Zakiah Darajat, (1999:16), menyatakan bahwa:
“faktor penting bagi seorang guru adalah kepribadiannya dan kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan Pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah menjadi perusak dan penghancur bagi hari depan anak didik, terutama bagia anak didik yang  masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).

Al- Gazali dalam Zainuddin (1991:56-57): mengungkapkan bahwa:
Melukiskan betapa pentingnya pendidikan bagi guru. “seorang guru yang mengamalkan ilmunya lalu perkataannya tidal membohongi perbuatannya. Karena sesungguhnya itu ilmu itu dapat dilihat dengan kata hati, sedangkan perbuatan dapat dilihat dengan mata kepala. Padahl yang mempunyai kepala adalah lebih banya”.

Zakiyah Daradjat, (1999:44), merumuskan persyaratan kepribadian bagi seorang guru sebagai berikut:
“Suka bekerjasama dengan demokratis, penyayang, menghargai kepribadian anak didik, sabar, memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang bermacam-macam, menyenangkan, dan berkelakuan baik, adil dan tidak memihak, toleran, mantap, dan stabil, ada perhatian terhadap persoalan anak didik, lincah mampu memuji perbuatan baik dan menghargai anak didik cukup dalama pengajaran, serta mampu memimpin secara baik.

Sebagaiman firman Allah dalam surah Al –An’am (6):162:

Terjemahnya:
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, inbadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Departeman Agama RI, 2006: )


4
 
 

Islam mencakup pengembangan kepribadian muslim yang bersifat menyeluruh secara harmonis berdasarkan potensi psikologis dan fisiologis (jasmani) manusia yang mengacu kepada keimanan dan sekaligus berilmu pengetahuan secara berkeseimbangan sehingga terbentuklah manusia muslim yang paling sempurna yang berjiwa tawakkal (menyerahkan) secara total kepada Alla SWT.
Zakiyah Daradjat, (2008:263-264), mengemukakan pula bahwa, pada dasarnya guru harus memiliki kompetensi kepribadian sebab, setiap guru memiliki kepribadiannya sendiri-sendiri yang unik. Tidak ada guru yang sama, walaupun mereka sama-sama memiliki kepridbadian keguruan. Jadi pribadi keguruan “unik” pula, dan perlu pengembangan secara terus menerus agar guru itu terampil dalam:
a)      Mengenal dan mengakui harkat dan potensi dari setiap individu atau murid yang diajar.
b)      Membina suatu suasana sosial yang meliputi interaksi belajar mengajar sehingga amat bersifat menunjang secara moral (batiniah) terhadap murid bagi terciptanya kesepahaman dan kesamaan arah dalam pikiran serta perbuatan murid dan guru.
c)      Membina suasana saling menghormati, saling bertanggung jawab dan saling mempercayai antara murid dan guru.
Muhibbin Syah, (1996:227), mengungkapkan karakteristik kepribadian guru adalah:
Ciri-ciri prilaku psikofisik atau rohani jasmani yang kompleks dari individu, sehingga tampak dalam tingkah lakunya yang khas. Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia, maka setiap guru sangat diharapkan memahami bagaimana karakteristik (cirri khas) kepribadian dirinya yang diperlukan sebagai panutan para siswa.

Sedangaka Oemar Hamalik (2000:34) menyatakan bahwa:
“Kepribadian guru mempunyai pengaruh langsung dan kumulatif terhadap hidup dan kebiasaan-kebiasaan belajar para siswa.” Yang dimaksud kepribadian di sini meliputi: pengetahuan, keterampilan, idial, sikap dan juga persepsi yang dimiliki guru tentang orang lain.

Lebih lanjut, Hamalik mengungkapkan sejumlah karakteristik guru yang disenangi siswa adalah:
a.       Demokratis
b.      Suku bekerjasama (kooferatif)
c.       Baik hati
d.      Sabar
e.       Adil
f.       Konsisten
g.      Bersifat terbuka
h.      Suka menolong
i.        Ramah tamah
j.        Menguasai bahan pelajaran
k.      Menaruh minat yang baik terhadap siswa.

Wijaya (1994:34) menyatakan bahwa,
“keberhasilan seorang guru dalam PBM harus didukung dengan kemampuan pribadi dalam hal ini berdisiplin dalam melaksanakan tugasnya”.

Demi tertanamnya kepribadian dan kewibawaan guru dalam menjalankan profesinya tertentu harus ditopang dengan budaya disiplin. Menurut Suharsini Arikunto, (1990:144), mengemukakan bahwa disiplin adalah menunjuk kepada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.
Sedangkan menurut Keith Davis dalam R.A Santoso Sastro Poetro, (1990:288) mengungkapkan bahwa disiplin adalah suatu pengawasan terhadap diri pribadi untuk memnuhghi persyaratan yang telah ditentukan oleh pimpinan untuk melaksanakan segala sesuatu  yang telah disetujui/diterima sebagai suatu tanggungjawab.
Selanjutnya pengertian disiplin lainnya yang dikemukakan oleh Bedjo Siswanto, (1989:27) menjelaskan bahwa disiplin adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yan g berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Serta sanggup menjelaskannya dan tidak mengelak untuk menerima sangsi-sangsinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang dikaitkan kepadanya.
Sesuai dengan perintah Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nisa (4):59:

Terjemahannya:
“Hai orang-orang yang beriman, ta’ati Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu…(Departeman Agama RI, 2009:128)

Berdasarkan peryataan tersebut kiranya jelas bahwa disiplin adalah suatu keadaan atau kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan baik itu tertulis maupun tidak tertulis yang dilakukan dengan senang hati, suka rela dan tanggung jawab berdasarkan kesadaran yang tumbuh dalam diri seseorang, serta tiada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung, selama peraturan itu tidak melanggar norma-norma agama.
Berdasaran pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan, disiplin guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang diupayakan oleh guru dalam melakukan tugasnya di sekolah yaitu mentaati peraturan yang ada dengansenang hati, tanpa ada penggaran yang merugikan baik secara langsung terhadap diri sendiri maupun sesama teman dan juga terhadap lembaga atau sekolah.
2. Kewibaan Guru
              Cece Wijaya, (1992: 23) mengemukakan bahwa, guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus betul-betul membawa siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai. Guru harus mampu mempengaruhi siswanya. Guru harus berpandangan luas dan kriteria bagi guru adalah harus memiliki kewibawaan.
               Kewibawaan adalah sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki seorang guru. Guru yang mempunyai kewibawaan berarti mempunyai kesungguhan, suatu kekuatan, sesuatu yang dapat memberikan kesan dan pengaruh.
                Jadi, yang terpenting dadalah seorang guru harus memiliki dan menghiasi dirinya dengan akhlak  yang terpuji (al-Akhlaq al-mahmuda)sekaligus menghindari akhlak yang tercela (akhlak mazmumah). Seorang guru senantiasa menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia yang terpuji, hamper dapat dipastikan semua guru yang merupakan anak didiknya akan merasa senang kepadanya.dan menghormatinya, sebaliknya jika seorang guru berakhlak tercela, maka peserta didiknya akan merasa benci kepadanya dan menjauhinya bahkan mungkin saja menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya semacam penyakit kejiwaan (sindrom) di kalangan peserta didiknya yang disebut fobi sekolah.
                Kaitannya dengan diatas, Zakiah Daradjat, (2003: 77) menyebutkan sejumlah akhlak yang harusnya dimiliki seorang guru, misalnya mencintai jabatannya sebagai guru, bersikap adil terhadap semua peserta didik, berlaku sabar dan tenang, bergembira, bersifat manusiawi, bekerja sama dengan guru-guru lain dan masyarakat. Akhlak guru yang dikemukakan ini adalah semacam kode etik para guru Indonesia antara lain:
a.       Guru berbakti membimbing siswa untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila.
b.      Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.
c.       Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
d.      Guru menciptakan suasana sekolah sebaik baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.
e.       Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta rasa tanggung jawab terhadap pendidikan.
f.       Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
g.      Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan social.
h.      Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
i.        Guru melaksanakan sebagai kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Dapatlah dirumuskan bahwa guru sebagai pendidik disamping harus mampu mentransfer ilmunya kepada peserta didik yang dihadapinya, ia juga harus memiliki kode etik dalam bersikap dan bertindak dalam menjalankan amanah dan tanggung jawab.

B.       Prestasi Belajar Siswa 
 Dalam belajar seseorang harus memperoleh suatu pengalaman baru sebagai hasil belajarnya. Pengalaman baru sebagai hasil belajarnya. Pengalaman yang baru yang diperoleh melalui prestasi belajarnya. Pengalaman yang baru diperoleh melalui prestasi belajar berupa pengetahuan, keterampilan, serta sikap atau tindakan.
 Seorang guru yang profesional akan kreatif selalu ingin agar para anak didiknya dapat memperoleh hasil belajar yang tinggi. Keberhasilan seorang guru dalam menunaikan tugasnya, dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh anak didiknya. Tingkat keberhasilan itulah yang disebut prestasi belajar.
W.S. Winkel, (2002:22), mengemukakan bahwa: Belajar adalah mendekatkan keterampilan-keterampilan diri pribadi, termasuk memajukan diri dan tidak melakukan hal-hal yang tidak baik yang pernah dilakukan orang sebelumnya. Dalam arti kata yang lebih khusus lagi, mempelajari sesuatu itu diikuti dengan suatu perubahan dalam tingkah laku, berpikir atau berperasaan.
Menurut Nana Sudjana, (1992: 13) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa sebagai hasil pengalamannya dengan aspek kognitif dan psikomotorik dengan menggunkan alat ukur.
Sedangkan S. Nasution, (1996: 17) prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Slameto, (2010: 27-28) mengungkapkan beberapa prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:
1.      Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
a.       Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkat minat dan bimbingan untuk mencapai tujuan instruksional;
b.      Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional;
c.       Belajar perlu lingkungan yang menetang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif;
d.      Belajar perlu ada instruksi siswa dengan lingkungannya.
2.      Sesuai hakikat belajar
a.       Belajar itu proses kontiyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya;
b.      Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;
c.       Belajar adalah proses kontinguistas (hubungan antara pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diarapkan.
3.      Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
a.       Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya;
b.      Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang dicapainya.
4.      Syarat keberhasilan belajar
a.       Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang;
b.      Repestisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

Dengan demikian, setiap orang yang mengikuti proses belajar mengajar akan menapakan adanya perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan ke taraf yang lebih baik atau taraf yang lebih tinggi dari taraf semula. Dalam hal ini taraf atau tingkat perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan itulah yang merupakan produk belajar.
Jadi, untuk mengetahui prestasi belajar sesorang siswa, terlebih dahulu diperlukan proses penilaian atau pengukuran melalui kegiatan evaluasi. Alat evaluasi dalam mengukur prestasi belajar adalah suatu tes yang susun dengan baik supaya hasilnya benar-benar dapat mengukur kemampuan seseorang siswa.
Prestasi belajar tidak akan diperoleh atau dihasilkan selam seseorang tidak melakukan kegiatan. Untuk memperoleh suatu hasil yang maksimal tentu membutuhkan perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi.
Ada dua faktor yang mempenagaruhi prestasi belajar siswa yaitu:
1.      Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhisiswa dalam belajar yang bersumber dari dalam individu siswa yang belajar. Komponen utama yang terdapat pada diri seseorang siswa adalah fisik dan psikis. Kedua komponen ini saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
a.       Faktor Fisik
Siti Rahayu Haditomo, (2009:9) mengemukan bahwa:
“Anakyang tidak sehat badannya tidak dapat belajar dengan baik. Karena merasakan sakit itu, maka konsentrasinya terganggu, bahkan pelajaran sukar masuk”.
Sedangkan Slameto, (2010:54) mengungkapkan bahwa:
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan terganggu, selai itu ia juga cepat lelah, kurang bersemangat, ngantuk dan badan menjadi lemas. Agar seseorang belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan selalu mengidahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, olahraga, rekreasi, dan ibadah.

Oleh karena itu kesehatan anak perlu mendapatkan perhatian dari orang tua, demi untuk memelihara dan meningkatkan prestasi belajar yang mungkin dicapai oleh siswa. Dan untuk menjaga kesehatan anak, maka nilai gizi senantiasa mendapat perhatian, dan memelihara secara teratur. Kesehatan yang selalu tergantung menyebabkan anak tidak dapat berjalan dengan teratur sehingga prestasi belajarnya tidak setabil, bahkan bisa menurun secara drastis.
b.      Faktor Psikis
Sebagaiman halnya dengan faktor fisik, maka faktor psikis pun amat besar pengaruhnya dalam hal belajar. Siswa yang hendak belajar harus mempunyai motif  belajar yang kuat untuk membangkitkan dan mengarahkan kelakuan atau tindakan belajarnya agar suapaya mereka dapat memperoleh prestasi belajar yang memadai.
            Mustaqin, (2010: 63) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu:
1.      Kemampuan pembawaan
2.      Kondisi fisik orang yang belajar
3.      Kondisi psikis anak
4.      Kemauan belajar
5.      Sikap terhadap guru mata pelajarn dan
6.      Adanya bimbingan

2.      Faktor Eskternal
Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajar yang bersumber dari luar individu yang belajar, yang meliputi alat dan bahan pelajaran, tempat belajar, suasana rumah dan lingkungan luar, dan lain sebagainya.
a.       Pengruh alat dan bahan pelajaran
Alat dan bahan pelajaran sangat penting dalam proses belajar. Alat yang di sini yang dimaksudkan adalah alat tulis menulis seperti: pulpen/pensil, tinta, kertas, penggaris, nontes, buku tulis dan sebaginya. Demikian pula perabotan belajar seperti: meja, rak buku, dan buku-buku termasuk alat dan bahan belajar.
b.      Waktu dan tempat belajar
Waktu yang memadai memungkinkan kesempatan belajar yang bayak. Akan tetapi tidak semua yang mempunyai kesempatan dapat menggunakan secara baik bahkan mungkin dapat disalah gunakan. Hal seperti ini tergantung kepada kemampuan membagi, mengatur, dan menggunakan waktu secara efektif dan efisien. Pembagian waktu sering tersusun secara cermat, dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang diperlukan.
Waktu belajar sebaiknya tidak lam tetapi dibiasahkan di setiap waktu-waktu luang. Berencana yang terencana memihara tempat dan perlengkapan yang memadai. Tempat belajar merupakan syarat utama yang efektif dalam belajar. Tempat belajar yang memenuhi syarat seperti: bebas dari gangguan dan keributan, ventilasi udara, penerangan dan kelengkapan lainnya. Sedangkan kelengkapan yang dibutuhkan dalam belajar antara lain buku, tas, meja, kursi, rak-rak dan sebagainya. Selain dari kelengkapan tempat belajar perlu diperhatiakn kondisi-kondisi lainnya seperti kebersihan, ukuran ruangan, tempatdan alat secukupnya, keadaan udara segar, bau yang menyenangkan dan sebagainya.
c.       Lingkungan belajar
1)      Keluarga
            Keluarga sebagai lingkungan  yang pertama dan utama dari individu. Keuarga merupakan peletak dasar pendidikan dalam membentuk nilai-nilai  dari kepribadian anak sejak kecil sampai pada usia 7 tahun
            M.S Hadisubrata, (1994;29), mengungkapkan bahwa:
            Kehidupan anak sama sekali tergantung pada orang tuanya,lebih-lebih pada masa awal kehidupannya. Demikian pula perkembangan  intelegensinya,sangat tergantung pada orang tuanya.anak-anak akan mengalami sesuatu yang baru, kalau orang tua tidak mengaturnya, dia tidak akan pergi kemana-mana,  kalau orang tua tidak mengajaknya. Mengigat betapa pentinya peranan orang tua bagi perkembangan anaknya,maka sebagai orang tua harus menyadari tugas-tugas  pokok dalam hal ini, yaitu sebagai pendamping dan sebagai guru.
Abdullah Nashin ulwan, (1981;24), mengunkapkan pula bahwa:
Keluarga merupakan unit kecil yang memberikan pondasi primer bagi perkembangan  anak. Sedangkan lingkungan sekitar, ikut memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan perubahan baik atau buruk terhadap pertumbuhan kepribadian anak.

2).sekolah
            Seperti telah diketahui bahwa sekolah adalah lembaga pendidikan  formal, tempat membimbing dan membina siswa. Kerkadang apa yang diharapkan  dalam pembinaan dalan proses belajar anak didik terkadang terkendala dan sulit untuk belajar dengan efektif disebabkan kurangnya sarana dan prasarana sekolah, baik yang berbentuk fisik maupun yang berbentuk nonfisik berupa gedung dan perabot-perabotnya dan kondisi libgkungan sekitarnya seperti: kebersihan, keadaaansuhu udara,penerangan  dan sebagaianya
            Slameto, (2010;65), mengungkapkan bahwa:
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum,relasi guru dengan siswa,disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,stabdar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

3). Masyarakat
             Lingkungan ini tidak kalah pentingnya dengan kedua lingkungan telah dijelaskan di atas. Lingkungan masyarakat seperti media massa, kelompok  organisasi social dan nilai-nilai agama.
            Dengan melalui pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa factor internal dan eksternal dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak/siswa seehinggah dapat belajar dengan sebaik-baiknya untuk meraih prestasi.




 
BAB III
METODE PENELITIAN
A.  Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penilitian deskriftif kualitatif, yaitu  peneliti berusaha memberikan deskriftif atau gambaran tentang pengaruh kepribadian dan kewibawaan Guru terhadap prestsi belajar siswa di SD Negeri no 38 Pa’rasangan.

B.  Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini berrempat di SD Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru dan objek penelitian adalah guru dan siswa SD Negri No.38 Pa’rasangan Beru.

C.  Variabel Penelitian
Adapun variable  dalam penelitian ini yakni:
1.         Kepribadian dan Kewibawaan  Guru sebagai variable bebas (independent variable)
2.         Prestasi Belajar Siswa siswa sebagai variable terikat (dependent variable)

D.  Defenisi Operasional Variabel
Adapun defenisi operasional variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.    Kepribadian adalah Guru sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dari yang lain. Sedangkan  kewibawaan  adalah  suatu penampilan, kesungguhan, sesuatu yang dapat memberikan kesan dan pengaruh.
2.    Prestasi belajar siswa adalah  hasil yang dicapai oleh siswa sebagai hasil pengalamanya dengan asfek kognetif,efektif dan psikomotorik dengan menggunkan alat ukur.



16
 
 

E.  Populasi dan Sampel
1.    Populasi
Populasi harus memenuhi syarat yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penelitian di tetapkan dengan maksud agar penelotian dapat di lakukan  sesuai dengan kasus penelitian.
Suharsimi Arikunto, (1993;102), mengemukakan bahwa populasi adalah
“Keseluruhan obyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua alemen yang ada dalm wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian  populasi. Studi atau penelitiannya juga di sebut studi populasi atau studi sensus.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua guru SD Negri No.38 pa’rasangan Beru. Hal ini dapat dituangkan  kedalam bentuk table berikut ini
Tabel
Keadaan Populasi Guru
No
Nama Guru
Status
Jabatan
Alamat
1
H.Rajamuddin,A.Ma
PNS
Kep.sek
Pa’rasangan Beru
2
H.Baktiar,s.A,Ma
PNS
Kls II
Bisara
3
H.tajuddin,S.Pd
PNS
Kls III
Bontociniayo
4
Hj.Satriani,S.Pd
PNS
Kls VI
Kunjung
5
Salassa,S.Pd
PNS
Kls I dan II Guru agama
Bulukunyi
6
Syaifullah,A.Ma
PNS
Kls IV
Bontowa
7
Rusnah,A.Ma
PNS
Kls V
Bontowa
8
Abd. Rajab,S.Pd
PNS
Kls I dan VI Guru olahraga
Tana Bangka
9
Syarifuddin
GTT
1
Pa’rasangan Beru
10
Supiati,A.Ma
GTT
Kls IV dan VI Guru Agama
Pa’rasangan Beru
11
Srukiah,A.Ma
GTT

Sorobaya
12
Hatijah,A.Ma
GTT

Masaleh
13
Sri Wahyuni,A.Ma
GTT

Pa’rasangan Beru
Sumber data: sekolah dasar Negri No.38 Pa’rasangan Beru 2011

2.Sampel
            Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini digunakan tehnik “total sampling”, yaitu keseluruhan populasi di ambil sebagai sampel sebanyak 13 orang.mengigat jumlah populasi sangant kecil atau sedikit hal ini dapat dilihat pada table berikut:
Tabel
Keadaan populasi Guru
No
Nama Guru
Status
Jabatan
Alamat
1
H.Rajamuddin,A.Ma
PNS
Kep.sek
Pa’rasangan Beru
2
H.Baktiar,s.A,Ma
PNS
Kls II
Bisara
3
H.tajuddin,S.Pd
PNS
Kls III
Bontociniayo
4
Hj.Satriani,S.Pd
PNS
Kls VI
Kunjung
5
Salassa,S.Pd
PNS
Kls I dan II Guru agama
Bulukunyi
6
Syaifullah,A.Ma
PNS
Kls IV
Bontowa
7
Rusnah,A.Ma
PNS
Kls V
Bontowa
8
Abd. Rajab,S.Pd
PNS
Kls I dan VI Guru olahraga
Tana Bangka
9
Syarifuddin
GTT
1
Pa’rasangan Beru
10
Supiati,A.Ma
GTT
Kls IV dan VI Guru Agama
Pa’rasangan Beru
11
Srukiah,A.Ma
GTT

Sorobaya
12
Hatijah,A.Ma
GTT

Masaleh
13
Sri Wahyuni,A.Ma
GTT

Pa’rasangan Beru

F. Intrumen Penelitian
            Dalam penelitian studi lapangan ini untuk memperoleh data yang valid maka penulis mengunakan beberapa instrument penelitian yakni:
1.    Pedoman wawancara, yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
2.    Catatan dokumentasi  adalah ditujuhkan untuk memperoleh  data langsung dari tempat penelitian,  peliputi buku-buku yang relevan,peraturan-peraturan, laporan kegiatan,foto-foto, dokumentasi data yang relevan penelitian.
3.    Pedoman angket adalah daftar pertanyaan yang di berikan kepada orang lain bersediah memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna.
G.Tehnik Pengumpulan Data
a.library Reseach, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan  bahan-bahan melalui kepustakaan dengan menggunakan buku-buku yang berhubungan erat dengan pembahasan penulis.
b.field research yaitu  suatu pengumpulan data berdasarkan penelitian di lapangan  dan untuk melengkapi metode ini maka:
  1).Wawancara
            Wawancara adalah tehnik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhdapan muka dengan orang yang dapat memberikan keteragan pada peneliti
  2).Angket
            Angket adalah tehnik pengumpulan data melalui selebaran kertas yang berisi pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban dan imformasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
  3).Dokumentasi
            Dokumentasi adalah mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen dalam bentuk tulisan.  Dokumentasi yang dikumpulkan adalah internal data, yaitu data yang tersedia pada tempat diadakannya penelitian.
H.Tehnik Analisis Data
            Untuk menganalisis data  maka penulis menggunakan metode sebagai brikut:
1.Metode induktif yaitu tehnik analisis data melalui penjelasan yang bersifat khusus kemudian menarik kesimpulan secara umum.
2.Metode Deduktif, yaitu  tehnik analisis data melalui penjelasan yang bersifat umum kemudian menarik kesimpulan secara khusus.
3.Metode Komperatif yaitu menganalisis data dengan menbandingkan  antara satu pendapat dengan pendapat lain kemudian diinterprestasikan  untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
            Sebelum mengolah data-data yang telah dikumpulkan  terlebih dahulu di lakukan pengecekan ulang setelah data yang diperlukan  sudah rampung, barulah penulis mengelolahnya dengan menggunakan statistik yang digunakan. Untuk mengelola data dan mendeskrifsikan dalam bentuk tampilan  data yang lebih bermakna dan mudah dipahami oleh orang lain melalui rumus yang digunakan adalah
Keterangan
P:Angka presentase
F:Frekuensi yang sedamg dicari presentasinya
N:Jumlah frekuensi atau banyaknya individu





 
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian Pengaruh Kepribadian dan Kewibawaan Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SD. Negeri No. 38 Pa’rasangan Beru adalah bahwa kepribadian dan kewibawaan guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswanya. Sebab dari pribadi dan kewibawaan yang dimiliki guru baik, bisa membuat siswanya terpacu/termotivasi dalam belajar. Sebaliknya bila pribadi dan kewibawaan guru buruk maka prestasi balajar siswa kan menurun sebab siswa tidak termotivasi untuk belajar dan cenderung tidak menndengarkan apa yang dinasehatkan, perintah atau apa saja yang diperintahkan oleh gurunya untuk meningkatkan prestasinya.
B.     Saran
Saran-saran yang dapat penulis kemukakan sehubungan dengan hasil pelitian ini yaitu:
1.      Dalam proses belajar-mengajar guru harus mempunyai kepribadian dan kewibawaan yang baik agar dapat memotivasi anak didiknya.
2.      Dalam proses belajar mengajar guru harus lebih menguasai materi dan model yang diterapkan agar aktivitas dan hasil belajar siswa dapat lebih maksimal.
3.      Pada saat proses pembelajaran diharapkan kepada guru untuk lebih mengotrol dan membimbing siswa dalam mengerjakan tugas mandiri.
4.      Diharapkan pada penelitian selanjutnya agar mengembangkan dan memperlauas hasil penelitian dengan mengadakan pengkajian lebih lanjut.


22
 
 

JADWAL PENELITIAN
No.
Jenis kegiatan
WAKTU
Juli
Agustus
September
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
1
Menyusun Proposal
ü   











2
Menyususn Pertanyaan/Instumen

ü   










3
Menyusun RPP


ü   









4
Menvalidasi Instrumen



ü   








5
Merancang Pembelajaran




ü   







6
Melaksanakan Pembelajaran





ü   
ü   
ü   




7
Menyusun Laporan








ü   
ü   


8
Seminar Hasil Penelitian










ü   

9
Laporan Hasil Penelitian











ü   





 
DAFTAR PUSTAKA

Al-qur’an
Arianto, Suharsimi. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. PT. Rineka Cipta, Jakarta
……….,1993. Prosedur prenelitian, (Edisi revsi ii, cet. IX, Rineka Cipta. Jakarta
Daradjat, Zakiyah. 1999. Kepribadian Guru, Bulan bintang.  PT Bumi Aksara,Jakarta
……….2003. Pendidikan islam Dalam Keluarga dan Sekolah. Ruhama. Jakarta.
……….2008. Metodik khusus pengajaran Agama Islam. Cet. IV; Sinar Grafisika offset
Departemen Agama RI. 2009. Al-Qur’an dan terjemahannya. Yayasan Penyelenggaraan Penafsiran/ Penterjemahan Al-Qur’an. Jakarta
Hamalik, Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan mengajar. Sinar Baru Algesindo, Bandung
Hadisubrata, M. S. 1994. Meningkatkan Inteligensi Anak Balita. (Cet. III, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta
 Haditomo, Siti rahayu. 1992. Kesukaran-Kesukaran dalam Belajar. Yokyakarta;Yanyan Penerbit Fakultas UGM.
NAsution. 2003. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta
……….1996. Didakti Asas-Asas Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta
24
 
Mustaqim.  2010. Psikologi Pendidikan. Cet. II; PT. Rineka Cipta. Jakarta
Poetro, R.A. Santoso Sastro . 1989. Partisipasi, Komunikasi, Presuasi dan Disiplin dalam pembangunan Nasional. Bandung
Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian. Cet . VI: Alfabeta. Bandung
Siswanto, Bedjo.  Manajemen tenaga kerja, tenaga kerja. Bandung: Sinar Baru. 1989.
Slameto. 2008. Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhi. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Syah, Muhibin, 1996. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru :PT. Remaja Rosda Karya ,Bandung
Sujana, Nana. 1992. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar baru Algesindo, Bandung
Ulwan, Abdullah Nashin. 1981. Pedoman  Pendidikan Anak Dalam Islam. Cet III. Penerbit asy-Syifa : Semarang.
Wijaya, Cece. 1994. Kemampuan Dasar Guru dalam Islam, Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
………. 1992. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Cet IV: PT. Remaja Rosdakarnya. Bandung
Winkel, W.S. 2002. Paradigma Pendidikan.Cet. II: Remaja Rosdaskarya. Bandung
Zainuddin. 1991.  Seluk Beluk Pendidikan Al-Hhazali. Cet. I: Bumi Aksara. Jakarta 


ISI
Halaman  Judul………………………………………………………………………………...i
Daftar Isi………………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah……………………………………………………………….1
B.     Rumusan Masalah……………………………………………………………………..2
C.     Tujuan Penelitian………………………………………………………………………3
D.    Manfaat Penelitian……………………………………………………………………..3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Kepribadian dan Kewibawaan Guru…………………………………………………..4
B.     Prestasi Belajar………………………………………………………………………...9

BAB III METODE PENELITIAN
A.    Jeneis Penelitian……………………………………………………………………...16
B.     Lokasi dan Objek Penelitian………………………………………………………....16
C.     Variabel penelitian…………………………………………………………………...16
D.    Defenisi Oprasioanal Penelitian……………………………………………………...16
E.     Populasi dan Sampel…………………………………………………………………16
F.      Instrument Penelitian…………………………………………………………………19
G.    Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………………...20
H.    Teknik Analisis Data…………………………………………………………………21

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan…..…………………………………………………………………………23
B.     Saran …………………………………………………………………………………23
JADWAL PENELITIAN…………………………………………………………………...24
ii
 
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..………….……..25

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Premium Wordpress Themes